Jumat 26 Aug 2011 10:00 WIB

Gerilyawan Gaza Setujui Gencatan Senjata dengan Israel

Warga Palestina mengusung jenazah anggota Jihad Islam, Ateya Mkat (22), yang tewas terkena serangan udara Israel.
Foto: AP/Majed Hamdan
Warga Palestina mengusung jenazah anggota Jihad Islam, Ateya Mkat (22), yang tewas terkena serangan udara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA - Kelompok-kelompok Palestina di Jalur Gaza telah menyetujui gencatan senjata baru setelah beberapa hari bentrokan mematikan dengan Israel. Demikian kata seorang pejabat senior gerakan garis keras Jihad Islam, Nasiz Assam, Jumat (26/8).

Assam mengatakan kepada AFP bahwa gencatan senjata dijadwalkan mulai berlaku pada Jumat tengah malam pukul 22.00 waktu setempat atau Sabtu pukul 05.00 WIB.

"Para pejabat Mesir telah melakukan upaya besar untuk memulihkan gencatan senjata yang diperantarai oleh Kairo pada akhir pekan lalu,'' katanya. ''Gencatan dilakukan setelah bentrokan sebelumnya segera sesudah serangan di Israel selatan.''

Seorang juru bicara pemerintah Islam Hamas di Gaza mengkonfirmasi perjanjian gencatan senjata itu. Dia mengatakan hal itu menyusul kontak-kontak dengan para pejabat Mesir dan di PBB. "Pemerintah Hamas meminta pada semua kelompok perlawanan Palestina agar memberi pendudukan Israel kesempatan terakhir untuk menghentikan agresinya," kata pejabat Hamas, Salah al-Bardawail, dalam sebuah pernyataan.

Ia juga mengatakan mereka akan siap untuk memilih momen tepat untuk memberi musuh pelajaran. Pengumuman tentang gencatan senjata baru itu terjadi setelah 11 warga Palestina tewas dalam tujuh serangan udara Israel dalam waktu kurang dari 48 jam.

Peningkatan kekerasan itu dimulai dengan serangan udara di kota Rafah di Gaza selatan pada Rabu pagi dini hari. Serangan menewaskan gerilyawan Jihad Islam, Ismail al-Ismar, dan memicu serangkaian serangan roket balasan. Jihad Islam mengatakan mereka akan menghentikan serangan roketnya jika Israel pertama-tama menghentikan serangan udaranya.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement