REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI - Libya diperkirakan akan merehabilitasi banyak sumur minyak dalam beberapa hari ini. Tetapi, ekspor minyak mentah akan dimulai kembali secara bertahap. Demikian seorang pejabat senior Dewan Transisi Nasional pemberontak mengatakan pada Selasa (30/8) waktu setempat.
"Dalam beberapa hari mendatang, kami berharap banyak sumur minyak akan direhabilitasi," kata Tarhuni yang menangani minyak dan keuangan untuk pimpinan pemberontak.
Tarhuni mengatakan pada konferensi pers di ibukota Libya bahwa ekspor minyak dan gas akan meningkat secara bertahap. Ia telah meminta laporan penuh dari perusahaan negara National Oil Company dengan perkiraan proyeksi untuk bulan-bulan mendatang.
Ketika ditanya apakah ia memperkirakan loyalis Moammar Qaddafi yang tersisa akan mensabotase ladang dan kilang minyak, ia mengatakan bahwa orang kuat itu sekarang buronan dan hanya ancaman kecil. "Qaddafi berada dalam pelarian sekarang dan sekarang kami memiliki ide yang baik di mana dia. Ancaman hadir, tapi tidak terlalu berbahaya."
Tarhuni menolak untuk menguraikan tentang dugaan para pemimpin pemberontak atas keberadaan Qaddafi. Namun, dia menekankan bahwa pemberontak menolak setiap kehadiran militer asing untuk membantu dalam perlindungan fasilitas minyak Libya.
"Kami tidak tertarik, kami memiliki kebijakan. Tidak ada keinginan untuk mengundang pasukan internasional untuk melindungi setiap fasilitas minyak atau untuk meningkatkan keamanan," kata dia.