REPUBLIKA.CO.ID,MEXICO CITY - Dua wartawan Meksiko tewas karena mengalami sesak nafas. Tubuh mereka dibiarkan telanjang dengan tangan dan kaki mereka terikat. Demikian kata majalah Contralinea pada Kamis (1/9).
Mayat Ana Maria Marcela Yarce Viveros, pendiri majalah mingguan jurnalisme investigasi, dan Rocio Gonzalez Trapaga, wartawan freelance mantan reporter saluran Televisa saluran, ditemukan di sebuah taman di Iztapalapa, Mexico City. Tempat tersebut merupakan permukiman kelas pekerja di sebelah tenggara ibu kota.
"Mereka dibunuh secara brutal. Untuk saat ini, kami tidak memiliki informasi lebih lanjut. Kami tidak tahu mengapa mereka dibunuh," kata Janet Alba, asisten direktur majalah Contralinea kepada AFP. "Kami menyerukan pihak berwenang untuk menjelaskan peristiwa sedih itu."
Mayat itu ditemukan Kamis pagi dan diidentifikasi pada sorenya. Direktur majalah Contralinea, Miguel Badillo, kepada radio Formula menjelaskan bahwa wartawati itu mengalami sesak napas. Mayatnya ditemukan dalam keadaan telanjang dengan tangan dan kaki terikat.
Mereka menghilang setelah meninggalkan kantor sekitar pukul 22:00 waktu setempat pada Rabu. Meksiko adalah negara paling berbahaya di Amerika untuk wartawan. Demikian menurut laporan PBB yang diterbitkan pada Juni.
Humberto Millan, seorang editor surat kabar online dan pembawa acara radio, ditemukan mati sepekan lalu di negara bagian barat laut Sinaloa. Kejadiannya sehari setelah orang bersenjata menangkap dia di bawah todongan senjata.
''Sejak awal tahun, lima wartawan lainnya telah dibunuh di negara itu,'' kata Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika yang berkantor pusat di Washington.