Rabu 07 Sep 2011 16:24 WIB

Pemimpin Kurdistan Irak Minta Tentara As Tetap Tinggal

REPUBLIKA.CO.ID, ARBIL - Presiden wilayah otonomi Kurdistan di Irak utara, Selasa (6/9), minta pasukan Amerika Serikat untuk tinggal hingga melewati batas waktu 2011 guna menghidari perang saudara, dan menuduh para pemimpin politik Irak telah bermuka dua mengenai masalah itu.

"Kami kira bahwa kehadiran pasukan AS di Irak masih dibutuhkan, dan semua blok politik mengatakan ini dalam pertemuan bilateral, tapi ketika mereka berdiri di belakang mikrofon mereka mengatakan sesuatu yang lain," kata Massoud Barzani dalam sebuah pertemuan di Arbil dengan para wakil Kurdistan yang bermarkas di luar negeri.

"Jika pasukan Amerika Serikat mundur, perang internal (antar-kelompok di Irak) mungkin akan terjadi, dan intervensi asing akan bertambah, sebagaimana halnya masalah sektarian," katanya.

"Irak memerlukan kehadiran tentara AS di bawah suatu nama, karena pasukan keamanan Irak tidak siap untuk melindungi keamanan Irak, militer tidak siap untuk melindungi perbatasan Irak, dan angkatan udara Irak tidak ada," ia menambahkan.

Menurut ketentuan perjanjian keamanan 2008 antara Baghdad dan Washington, semua tentara AS harus ditarik keluar dari Irak pada akhir tahun ini.

Para pemimpin Irak telah mengumumkan pada 3 Agustus lalu bahwa mereka akan membuka pembicaraan dengan AS mengenai misi pelatihan militer hingga melewati 2011.

Beberapa politisi Irak telah mengatakan pasukan AS perlu tinggal, termasuk Menteri Luar Negeri Hoshyar Zebari, yang mengatakan pada Juli lalu bahwa : "Apakah di sini perlu pelatih dan pakar? Jawabannya adalah 'ya'."

Tapi sebagian besar dari mereka dengan sangat enggan meminta perpanjangan kehadiran Amerika secara teruka, karena tindakan itu sangat tidak populer di Irak.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement