Jumat 09 Sep 2011 21:35 WIB

Tekan Angka Perceraian, Iran Rilis DVD Tentang Pendidikan Seks

Rep: Agung Sasongko/ Red: cr01
Pendidikan seks (ilustrasi)
Foto: gunjhieland2.blogspot.com
Pendidikan seks (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Seks merupakan topik yang tabu di Iran. Namun, sebuah langkah progresif telah dilakukan Iran dengan merilis sebuah video tentang pendidikan seks dalam format DVD berjudul Ashenayeh Mahboub atau "Sepasang Kekasih".

Video dimulai dengan dua bunga berputar satu sama lain. Selanjutnya, satu bunga merangkum yang lain. Menyusul kemudian tembakan ratusan benang sari terlepas. Untuk menit pertama, mungkin tidak ada yang mengerti dengan latar bahasa Persia.

Namun, pada menit lanjutan, alih suara akan dilakukan sehingga penonton dapat mengerti apa yang dimaksud. Seperti dilaporkan The Daily Beast, DVD tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan, Menteri Kebudayaan dan Menteri Bimbingan Islam. Butuh waktu lebih dari dua tahun untuk merilis video tersebut.

Ide di balik proyek DVD tersebut adalah DR Mohamad Majd, seorang psikiater dan Profesor Ilmu Kedokteran di Universitas Teheran. Ia adalah seorang DR Ruth—pakar seks—versi Iran, terapis tua yang memberikan nasihat soal seks. "DVD Ini berisi informasi tentang seks yang berasal dari berbagai buku teks, Alquran dan Hadis Nabi," kata Majd di awal film, seperti dikutip CNN, Jum'at (9/9).

Lantas mengapa DVD ini dirilis? Pertanyaan itu dijawab oleh New York Times yang menuliskan rilis DVD dimaksudkan untuk menekan angka penceraian yang tinggi di Iran. Menurut New York Times, selama satu dekade, jumlah perceraian di Iran setiap tahun meningkat tiga kali lipat. "Tahun 2000, tingkat perceraian di Iran mencapai 50.000 kasus. Jumlah itu meningkat menjadi 150.000 kasus pada tahun 2010," tulis koran berpengaruh di AS itu.

Menurut angka resmi pemerintah Iran, hanya ada satu kasus perceraian dari tujuh pernikahan. Di Teheran, rasionya dari satu kasus perceraian dari 3.76 pernikahan. Kondisi itu tidak terlepas dari permintaan kesetaraan dan faktor lain yang turut berperan.

Saeed Momtazi, salah seorang pakar kesehatan Iran, mengatakan konsumsi rokok, shisha, opium, alkohol dan obat-obatan terlarang lainnya dapat memengaruhi aktivitas seksual seseorang. "Karena itu, pemerintah Iran perlu menangkal hal-hal negatif masuk ke negeri tersebut. Bila tidak, tingkat perceraian di Iran mungkin saja meningkat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement