REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTOn - Amerika Serikat, Jumat (9/9), mengutuk dengan kuat apa yang disebutnya serangan berbahaya dan provokatif terhadap beberapa masjid Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan.
"Aksi penuh kebencian semacam itu tak pernah dapat dibenarkan. Mereka yang bertanggung jawab mesti ditangkap dan menjadi sasaran kekuatan hukum secara penuh," kata wanita juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland.
Tiga masjid telah dijadikan sasaran aksi corat-coret dengan menggunakan bahasa Yahudi sejak Senin (5/9), setelah tentara Israel menghancurkan tiga rumah di permukiman terdepan Migron.
Nuland menyatakan pemerintah Israel "juga telah mengutuk" serangan tersebut dan "menginstruksikan dinas pelaksana hukum agar bertindak secara aktif untuk menyeret mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan".
"Kami mendesak semua pihak agar menghindari potensi meningkatnya ketegangan. Kerusuhan takkan memajukan, tapi akan menghalangi, harapan bagi perdamaian antara Israel dan Palestina yang dilandasi atas penerimaan dan penghormatan," tambah Nuland, sebagaimana dikutip AFP.
Pemukim ekstrem telah mengesahkan apa yang mereka sebut kebijakan "price tag". Berdasarkan kebijakan itu, mereka menyerang orang Palestina dan harta benda mereka sebagai reaksi atas tindakan pemerintah Israel terhadap pemukim.
Masalah merebak beberapa jam setelah penghancuran Migron, ketika satu masjid di desa Qustra, sebelah tenggara Nablus, dirusak pada Senin.
Pada Kamis (8/9), para penyerang melancarkan serangan serupa terhadap satu masjid di desa Yatma, dan menyemprotnya dengan cat dengan menggunakan bahasa Yahudi yang berbunyi "price tag" dan "Migron".
Dan pada Jumat, aksi beberapa orang melakukan aksi corat-coret di tembok satu masjid dan satu universitas di kota Birzeit, dekat Ramallah, Tepi Barat.