REPUBLIKA.CO.ID,TANZANIA – Sebuah kapal berlebihan muatan yang mengangkut 600 orang tenggelam di Samudera Hindia, Sabtu (10/9). Tempat kapal itu tenggelam dekat salah satu tempat tujuan favorit para turis di Tanzania. Korban meninggal dalam kecelakaan ini mencapai 158 orang.
''Penyelamat menolong 521 penumpang dari kapal yang terbalik,'' ujar Mohammed Aboud, Perdana Menteri Zanzibar. ''Mereka menemukan 158 mayat di pulau. Dua puluh diantaranya adalah anak kecil.''
Feri tersebut, M.V. Spice Islanders, bermuatan barang dan berpenumpang berlebihan dari yang telah dicatat. Ratusan orang merupakan penumpang tambahan yang ternyata tidak terdaftar.
''Mereka mencari jalan sendiri untuk naik ke dalam kapal,'' ujar Aboud. Beberapa penumpang menolak turun dari kapal ketika akan meninggalkan pelabuhan utama Dar es Salaam.
Dengan muatan lebih dari 120 ton gula, beras, dan tepung gandum, kapal ini mengangkut dua kali kapasitas kapal. Kapal tersebut harusnya bermuatan enam puluh ton. ''Kapal itu menuju bagian utara pulau Zanzibar,'' ujar Abdullah Saied, salah satu penumpang selamat. Pulau tersebut menjadi tujuan para turis.
Kapal tersebut dihantam angin kencang dan ombak kemudian tenggelam di Samudera Hindia. Kapal itu tenggelam di bagian laut yang berarus keras. Tempat kejadian berada di antara pulau utama Tanzania dan Pulau Pemba. Kapal itu tenggelam Sabtu pukul 01:00 waktu setempat.
Berliku-Liku
“Saya menyadari sesuatu yang janggal pada pergerakan kapal. Gerakannya seperti berliku-liku,” ujar salah seorang korban, Yahya Hussein (15).
Dia selamat karena berpegangan erat pada papan kayu bersama tiga orang lainnya. “Setelah saya menyadari hal itu, saya lompat ke bagian belakang kapal. Beberapa menit kemudian kapal berjalan miring.”
Hussein berkata terdapat banyak anak-anak di dalam kapal itu. ''Setelah kapal mulai miring, air masuk dari kabin utama dan menghentikan mesin,'' ujar Mwita Massoud, orang yang selamat lainnya. Mereka yang tertolong dievakuasi ke rumah sakit lokal untuk pengobatan.
“Kami menyuruh mereka agar tenang. Pemerintah melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan untuk situasi ini. Jangan panik,” ujar Mohammed.
Beberapa jam setelah tenggelam, pemerintah mencoba menghalangi wartawan untuk melaporkan kejadian tersebut. Mereka pun menutupi informasi mengenai kecelakaan ini. Pulau Pemba yang hijau dan berbukit-bukit ini biasanya dideskripsikan sebagai salah satu tujuan favorit dunia untuk melakukan scuba diving. Tanzania sangat bergantung pada pariwisata untuk menopang ekonominya.
Marah Kecewa
Ribuan warga berkumpul di dermaga Stone Town di Zanzibar, sebuah pulau dekat Pemba. Mereka menunggu berita tenggelamnya kapal tersebut. Seorang lelaki berteriak. Ia telah kehilangan dua puluh lima anggota keluarganya, termasuk saudara perempuannya, istrinya, dan cucu lelakinya.
Dia sangat marah sehingga tidak mau menyebut kan nama lengkapnya. Kebanyakan orang di kerumunan menangis dan berteriak. Semua toko dan pusat perbelanjaan ditutup.
Warga yang hadir memperlihatkan kemarahan mereka. Mereka marah karena kapal dibiarkan berlayar dan meninggalkan pelabuhan dalam keadaan penuh. Mereka pun menyuruh pejabat pemerintah untuk mengundurkan diri.
Mereka berkata pulau tersebut harus memiliki penyelam dan kapal penyelamat. Tetapi, pulau itu hanya memiliki satu kapal kecil untuk menghentikan penyelundupan.
Pada tahun 2006, kapal lainnya tenggelam di pulau Tanzania, Zanzibar. Ratusan orang selamat dalam kecelakaan tersebut.