Selasa 13 Sep 2011 13:17 WIB

Demi Gagalkan Negara Palestina, Pemukim Yahudi Dilatih Gunakan Gas Air Mata dan Teknik Kendalikan Massa

Permukiman Yahudi
Permukiman Yahudi

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM - Sekalipun PBB memberi keanggotaan penuh kepada Palestina, pemukim Yahudi di Tepi Barat mengatakan mereka siap mencegah berdirinya negara Palestina. Shaul Goldstein, pemimpin Dewan regional bagi kelompok pemukim Gush Etzion di bagian selatan Tepi Barat mengatakan para pemukim siap membantu melindungi sendiri tanah mereka daripada semata-mata mengandalkan militer.

"Kita harus tetap berjaga dan tahu cara mempertahankan diri kita jika perlu," kata Goldstein, anggota partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. "Kita harus menuntut hak kita di tanah ini dan berhenti memikirkan berdirinya negara Palestina."

Palestina akan secara resmi mengajukan permintaan mereka bagi keanggotaan penuh PBB kepada Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon pada 20 September, ketika para pemimpin dunia memulai pertemuan di New York dalam Sidang Ke-66 Majelis Umum PBB.

Media Israel telah melaporkan militer telah melatih tim keamanan pemukim Yahudi untuk menghadapi setiap gelombang kerusuhan Palestina yang mungkin mengikuti pengesahan PBB bagi upaya keanggotaan tersebut, termasuk dalam penggunaan gas air mata dan teknik mengendalikan massa.

Ketegangan meningkat awal September, setelah tentara Israel menghancurkan tiga rumah di permukiman terdepan di Migron, dekat Ramallah. Beberapa jam kemudian, masjid di desa Qusra, di sebelah tenggara Nablus, dirusak. Mereka menuduh pemukim Yahudi sebagai pelaku semua tindakan tersebut.

Coret-coretan dalam bahasa Yahudi di tembok luar masjid berisi penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Pemukim garis keras telah mensahkan apa yang mereka sebut kebijakan "price tag". Berdasarkan kebijakan itu, mereka menyerang orang Palestina dan harta mereka sebagai reaksi atas tindakan pemerintah Israel terhadap permukiman mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement