REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Dominique Strauss-Kahn meminta maaf pada seluruh warga Prancis atas apa yang dituduhkan sebagai pelecehan seksual terhadap karyawati hotel tempatnya menginap di New York beberapa bulan lalu. mantan bos IMF itu menyatakan apa yang dilakukannya sebagai 'kesalahan moral' yang tak akan disesali seumur hidupnya.
Ia menyatakan hal itu dalam sebuah wawancara yang dilakukan pertama kali sejak tudingan pelecehan seksual menghampirinya. Selain menyebabkan dirinya terlempar dari kursi pucuk pimpinan Dewan Moneter Internasional, ia juga berpikir ulang untuk pencalonannya sebagai presiden. Ia menyatakan masih marah dengan dirinya sendiri untuk apa yang disebut sebagai penghakiman yang menyakitkan, dan untuk melukai keluarga dan negaranya.
"Ini sebuah moral error, dan saya sungguh menyesalinya," katanya, dalam wawancara dengan TF1 yang ditonton jutaan pemirsa. "Saya menyesalinya, dan saya pikir saya tak bakal pernah berhenti menyesalinya."
Dalam acara itu, ia juga menyatakan "kehilangan segalanya setelah insiden itu."
Sebelum insiden, ia disebut-sebut sebagai calon kuat dalam pemilu presiden 4 April tahun depan. Strauss-Kahn menjadi pesakitan di New York pasca-insiden itu dan baru dibebaskan serta pulang ke negerinya 4 September lalu.
Pri berinisial DSK berusia 62 tahun ini tak mau menjawab soal apa rencananya ke depan, termasuk maju dalam pencalonan presiden. Ia menyatakan akan kalaupun maju dalam pencalonan presiden, katanya, semata-mata karena ia berpikir bisa berguna bagi negara.
"Namun yang pertama-tama, saya akan beristirahat, menghabiskan waktu bersama orang-orang yang saya cintai, dan kembali berpikir. Namun seluruh hidup saya akan saya dedikasikan untuk mencoba menjadi berguna bagi rakyat," katanya.