REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Nahdlatul Ulama sebagai civil society di Indonesia yang berbasis massa Islam, secara mutlak mendukung keinginan Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat secara penuh. Sebaliknya, NU mengecam rencana Amerika Serikat menghalangi kemerdekaan Palestina.
"Tentu sangat disayangkan kalau Amerika sampai memveto keputusan PBB. Apalagi Obama di awal pemerintahannya mengaku tidak membenci Islam, mengklaim Amerika sebagai negara yang paling demokratis. Semoga Palestina bisa segera menjadi negara merdeka," tandas Kang Said, panggilan akrabnya.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengatakan, Palestina memang sudah semestinya menjadi negara merdeka, sesuai dengan keputusan Dewan Keamanan PBB terkait wilayahnya yang diterbitkan tahun 1967.
"Palestina itu seharusnya merdeka sejak tahun enam tujuh (1967, red). Itu keputusan PBB dan kita semua harus mendukung. Palestina mayoritas warganya Islam, dan itu sudah menjadi keharusan NU mendukung kemerdekaan mereka," tegas Kiai Said di Jakarta, Senin (19/9).
Kemerdekaan Palestina sejauh ini dianggap terhalang oleh kahadiran Israel, yang secara terus menerus mengikis dan menguasai wilayah. Kang Said, dengan tegas menganggap Israel tak hanya mendzalimi Palestina, namun juga menyebutnya negara aneh.