Kamis 22 Sep 2011 06:42 WIB

NATO Perpanjang 90 Hari Misi di Libya

REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSEL--Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) hari Rabu setuju memperpanjang selama 90 hari misi serangan udara di Libya karena pasukan yang setia pada pemimpin terguling Muammar Qaddafi masih dianggap menimbulkan ancaman bagi warga sipil, kata sejumlah diplomat.

"Operasi Pelindung Bersatu baru saja diperpanjang selama 90 hari," kata seorang diplomat yang tidak bersedia disebutkan namanya setelah para duta besar NATO memutuskan perpanjangan misi enam bulan itu. Seorang diplomat lain mengatakan, operasi itu bisa dihentikan "sewaktu-waktu" jika panglima-panglima militer menganggap penduduk sipil sudah aman.

Mandat kedua selama 90 hari berakhir waktunya pada 27 September, namun para pemimpin Barat menegaskan niat mereka untuk tetap menerbangkan pesawat-pesawat tempur NATO selama pasukan Qaddafi masih mencederai warga sipil. "Kami bertekad melanjutkan misi kami selama yang diperlukan, namun siap mengakhiri operasi itu secepat mungkin," kata Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen.

Setiap keputusan untuk mengakhiri serangan-serangan udara akan diambil dalam koordinasi dengan PBB dan "sesuai dengan kehendak pihak berwenang Libya", katanya. Pekan lalu Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat setuju mempertahankan zona larangan terbang yang digunakan sebagai dalih untuk membenarkan serangan udara NATO terhadap loyalis Qaddafi.

Dewan Transisi Nasional NTC) menguasai Tripoli bulan lalu, namun pasukan Qaddafi masih mengendalikan sejumlah kota, dan terjadi perlawanan sengit di kampung halaman Qaddafi, Sirte, setelah perang tujuh bulan.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement