Kamis 22 Sep 2011 12:38 WIB

Palestina akan Bantah Pidato Obama 'secara Sopan'

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mendengarkan pidato Presiden AS Barack Obama tentang Palestina.
Foto: AP
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mendengarkan pidato Presiden AS Barack Obama tentang Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Palestina - meskipun ada penentangan keras Amerika Serikat dan Israel - akan memberi Dewan Keamanan PBB "sedikit waktu" untuk mempelajari permintaan mereka akan keanggotaan penuh di PBB, kata seorang pejabat senior Palestina, Rabu.

Ia juga mengatakan delegasi Palestina akan dengan sopan menolak permintaan Presiden AS Barack Obama dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Rabu, agar Palestina membatalkan upaya mereka untuk memperoleh keanggotaan di PBB, rencana yang pasti akan gagal jika Washington menepati janjinya untuk memvetonya.

"Kami akan memberi sedikit waktu pada Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan pertama-tama permintaan keanggotaan penuh kami sebelum menuju ke Majelis Umum," kata Nabil Shaath, seorang pejabat senior kelompok Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Beberapa diplomat dan pejabat PBB mengatakan bahwa Dewan Keamanan  mungkin 'perlu waktu' dan mengulur-ulur peninjauannya kembali atas permintaan keanggotaan Palestina di PBB. Peninjauan kembali itu, kata mereka, secara teori dapat memerlukan waktu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

"Suatu penangguhan akan menjadi bagian dari prosedur itu," kata Shaath, yang menambahkan bahwa jika ada "penangguhan yang tak semestinya", Palestina bisa berpaling ke Majelis Umum PBB.

Kemungkinan kedua adalah yang disebut "opsi Vatikan", yaitu Palestina akan minta status sebagai "negara peninjau bukan-anggota" di PBB, yang akan memungkinkan mereka untuk bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan menandatangani perjanjian-perjanjian dan kovenan internasional lainnya.

Palestina sekarang ini memiliki status "observer entity" di organisasi dunia itu.

Tidak akan sulit bagi Palestina untuk mendapatkan status negara bukan-anggota, seperti Vatikan, karena mereka tidak akan memerlukan persetujuan Dewan Keamanan dan hanya akan minta persetujuan mayoritas sederhana Majelis Umum yang memiliki anggota 193 negara. Status itu juga akan menjadi pengakuan tidak langsung bagi  negara Palestina.

Keanggotaan penuh membutuhkan persetujuan Dewan Keaamanan dan mayoritas dua-pertiga di Majelis Umum.

Shaath mengatakan Abbas akan menjelaskan semua itu pada Presiden Obama ketika keduanya bertemu di New York pada pukul 18.00 waktu setempat. "Ketika kami bertemu Presiden Obama kami akan menjelaskan kembali masalah kami, mengapa kami harus memiliki keanggotaan PBB," kata Shaath. "Kami akan dengan sangat ramah dan dengan hormat mengatakan padanya 'Tidak'. Kami akan terus-menerus (meminta dengan sangat)," katanya. "Ini secara moral, secara politik, dan secara sah benar apa yang kami upayakan untuk masuk (dalam keanggotaan) PBB."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement