REPUBLIKA.CO.ID,TUNIS--Tunisia mengatakan, Kamis, mereka telah menangkap dan memenjarakan Baghdadi al-Mahmudi, perdana menteri Libya di bawah pemimpin Libya Muamar Qaddafi yang dalam pelarian.Mahmudi, salah satu pembantu paling senior Qaddafi yang telah ditahan hingga kini, telah dijatuhi hukuman enam bulan penjara karena masuk secara tidak sah, kata seorang juru bicara kementerian kehakiman Tunisia.
Baghdadi ditangkap Rabu dan tampil di hadapan penuntut negara di Tozeur, sekitar 450Km di selatan Tunis, ketika ia dijatuhi hukuman enam bulan penjara, yang berlaku segera, kata Kadhem Zine el Abidine. Juru bicara kementerian dalam negeri Hichem Meddeb mengatakan Mahmudi ditangkap bersama dengan dua orang lainnya pada Rabu di dekat perbatasan Aljazair, saat melakukan perjalanan dalam sebuah kendaraan roda empat.
Aljazair memiliki hubungan yang sangat dingin dengan penguasa baru Libya dan memberikan perlindungan pada isteri dan tiga anak Qaddafi. "Mereka ditangkap karena mereka tidak memiliki izin masuk Tunisia," kata Meddeb, yang menambahkan bahwa penangkapan Mahmudi tidak tertkait dengan perannya dalam rezim Qaddafi.
"Sejauh yang kami perhatikan ada warga asing yang masuk Tunisia secara tidak sah," kata Meddeb, yang tidak dapat mengatakan apakah orang-orang itu datang dari Aljazair atau sebenarnya menuju ke sana (Tunisia).
Tunisia, diperintah oleh pemerintah sementara sejak jatuhnya presiden Zine el Abidine Ben Ali pada Januari lalu, baru mengakui secara resmi Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya pada 21 Agustus pada hari-hari akan berakhirnya rezim Qaddafi.
Tetangga Libya itu sebelumnya menjalankan kenetralan terhadap pihak-pihak yang berperang di Libya, sementara menerima kira-kira 700.000 pengungsi yang melarikan diri dari konflik.
Pada 7 September, seorang anggota lain lingkaran dalam Gaddafi, Khouildi Hamidi, ditahan dengan singkat di bandara Tunis karena masuk Tunisia secara tidak sah. Ia diperkirakan akan naik penerbangan menuju Casablanca, Maroko.
Sebuah pengadilan kemudian mengesampingkan proses itu, yang dapat melihatnya dipenjarakan selama setahun, kata pengacara Hamidi, Abdelbasset Baouhouli, pada AFP, Kamis. Ia mengatakan, pengacara memiliki 10 hari untuk naik banding ke pengadilan yang lebih tinggi.
Paspor Hamidi telah dikembalikan dan pada saat ini ia tidak dicegah untuk melakukan perjalanan, kata pengacara itu. Hamidi merupakan bagian dari kudeta 1969 yang menyaksikan Qaddafi naik ke kekuasaan. Sejak rezimnya mulai runtuh di bawah tekanan pemberontak, banyak pejabat senior dalam rombongannya membelot atau melarikan diri, sering transit melalui Tunisia yang dekat Libya.
Orang nomer dua NTC, Mahmoud Jibril, yang mengunjungi Tunusia pada awal September, telah membicarakan keamanan dengan pemimpin sementara Tunisia Beji Caid Esebsi dan menekankan perlunya kerja sama antara kedua negara itu. NTC mengatakan mereka ingin mengadili para pejabat bekas rezim di Libya.