Senin 26 Sep 2011 10:17 WIB

Ratusan Warga New York Turun ke Jalan Protes Ketamakan Wall Street

Polisi menahan satu demonstran dalam unjuk rasa anti ketamakan di Wall Street, New York, Sabtu (25/9/2011)
Foto: AP
Polisi menahan satu demonstran dalam unjuk rasa anti ketamakan di Wall Street, New York, Sabtu (25/9/2011)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Paling sedikit 80 orang ditahan di New York selama akhir pekan saat ratusan orang berbaris lewat distrik keuangan Lower Manhattan. Massa tersebut memprotes dana talangan bank dan ketamakan para Korporat di Wall Street.

Pengunjuk rasa menabuh drum-drum dan meniup terompek ketika melewati jalanan kota pada Sabtu. Petugas bersiaga dengan memasang barikade untuk menjauhkan mereka dari Bursa Saham New York.

Sebagian besar demonstran yang ditahan karena berbuat anarkis selama protes dan menghadang lalu lintas. Polisi mengatakan satu demonstran didakwa melakukan penyerangan terhadap seorang petugas.

Video-video tentang barisan 'Occupy Wall Street' dengan cepat beredar di internet. Para pengunjuk rasa memposting rekaman penahanan dan bentrok dengan petugas. Sebuah pesan dalam situs Occupy Wall Street berbunyi, "Satu kesamaan yang kami miliki, kami adalah 99 persen yang tidak akan lagi menoleransi ketamakan dan korupsi mereka yang cuma 1 persen."

Pesan lain menyoroti gelombang pengambilalihan yang telah menghantam pasar perumahan di AS, berbunyi," Bank mampu merestrukturisasi perumahan dengan konstan, mereka memperoleh milyaran dan milyaran dolar sehingga mereka tetap bertahan di permukaan cukup lama untuk mencuri properti dari anda."

Berdasar data sensus nasional terkini AS, jarak antara kaum menengah dengan kaum kaya di AS kian terpaut jauh. Setelah depresi kalangan menengah atas tak lagi dianggap ada karena perhitungan pendapatan mereka dinilai tak seimbang dengan kemampuan belanja akibat harga-harga melambung. Akibat pergeseran kelas pendapatan itu, kini terdapat 99 persen warga dalam kelompok sama, sementara kelas atas--kaya hingga super kaya rata-rata dengan penghasilan ratusan juta dolar--hanya menempati 1 persen dari total populasi di AS.

sumber : The Idependent/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement