Sabtu 01 Oct 2011 09:55 WIB

Kelompok Pengguna AS Gugat Facebook atas Pelanggaran Privasi

Facebook (ilustrasi)
Facebook (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAN JOSE - Facebook Inc. layanan jejaring sosial paling populer di dunia digugat oleh pengguna situs tersebut atas tuduhan bahwa perusahaan tersebut secara rahasia telah melacak aktivitas Web mereka stelah mereka log off.

Pasalnya, sebelumnya Facebook telah memastikan bahwa file 'cookies' yang diinstal di dalam komputer mereka untuk mengidentifikasi dan melacak interaksi dengan aplikasi Facebook dan situs-situs saat log in akan dihapus begitu mereka log out dari layanan itu. Itulah inti gugatan yang dimasukkan ke pengadilan federal, San Jose, California.

Facebook mengakui pada 26 September bahwa 'cookies' tersebut tetap melacak aktivitas internet pengguna meski setelah keluar, demikian bunyi gugatan.

"Langkah hukum ini keluar setelah blogger teknologi Australia memaparkan praktik pemantauan pengguna oleh Facebook yang telah keluar, permasalah itu sempat dibawa oleh si blogger untuk mendapat perhatian Facebook," ujar keluhan.

Kemarin 10 grup kepentingan publik meminta Komisi Perdagangan Federal AS (FTC)untuk menyelidiki perusahaan berbasis di Palo Alto, California tersebut. Pusat Informasi Privasi Elektronik dan sembilan grup lain mendesak FTC untuk memeriksa apakah fitur Timeline dan Ticker Facebook bisa meningkatkan risiko privais bagi pengguna dengan mengombinasi informasi biografi dalam format yang mudah diakses.

Gugatan hukum dari kelompok yang mengataskanamakan pengguna Facebook tinggal di AS, kini berupaya menuntut atas kerugian privasi dan menghadang pelacakan berdasar pelanggaran hukum federal, termasuk di dalamnya pelarangan terhadap penyadapan, penipuan komputer dan pelanggaran statuta.

Menanggapi itu Facebook pun berkomentar tak kalah sengit. "Kami meyakini gugatan tidak pantas diajukan dan kami akan berjuang mengatasinya," ujar juru bicara Facebook dalam pernyataan lewat email.

Sementara kuasa hukum penggugat menyatakan, 'Tujuan kami adalah menarget dan mengatasi perbuatan salah yang mereka lakukan serta demi memastikan ini tak terulang lagi,"

sumber : Bloomberg
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement