REPUBLIKA.CO.ID, PBB - Komite izin masuk Dewan Keamanan PBB tingkat ahli akan bertemu pekan depan untuk membahas mengenai apakah disetujui atau tidak permohonan Palestina menjadi anggota penuh
PBB, kata Ketua Dewan untuk September Nawaf Salam kepada wartawan, Jumat (30/9).
Salam, yang juga wakil tetap Lebanon untuk PBB, menjelaskan situasinya kepada wartawan setelah komite bertemu dalam pertemuan tertutup.
"Mereka memutuskan untuk bertemu pekan depan, pada tingkat ahli, dan ketua komite akan melaporkan dalam dua minggu lagi kepada Dewan mengenai pekerjaan komite," kata Salam. "Dan selanjutnya akan dipimpin wakil dari Nigeria."
Nigeria akan duduk sebagai ketua 15 negara anggota badan keamanan dan perdamaian global itu selama Oktober, pada saat Dewan mempertimbangkan permintaan Palestina untuk terus berlanjut.
Panitia penerimaan anggota baru PBB terdiri dari semua 15 anggota Dewan Keamanan.
Menjelaskan kepada wartawan segera setelah Salam bertemu dengan Riyad Mansour, wakil tetap
Palestina di PBB, mengatakan bahwa Palestina berharap pada tahap berikutnya dari proses peninjauan bisa diselesaikan secara efisien.
"Saya mengerti bahwa argumen hukum dari kualifikasi Palestina dan penerapannya telah terbentuk, dan saya pikir atas dasar seperti itu para ahli akan membahas rincian aplikasi kita," katanya.
"Kami berharap bahwa para ahli akan menangani hal ini sebagai bagian dari latihan dalam waktu singkat, sehingga presiden Dewan Keamanan berikutnya, Nigeria bulan depan, akan dapat melaporkan kepada Dewan Keamanan tentang pekerjaan panitia ahli dan kami berharap bahwa ini akan terjadi secepat mungkin."
Presiden Palestina Mahmud Abbas telah menyampaikan permohonan Palestina untuk menjadi anggota PBB itu pada 23 September kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Permohonan itu harus disetujui oleh Dewan Keamanan dalam rangka untuk dimajulan ke persetujuan akhir di Majelis Umum PBB.
Namun, Amerika Serikat, anggota tetap Dewan dengan hak vetonya, telah mengindikasikan bahwa ia akan memveto permintaan Palestina itu.