Rabu 05 Oct 2011 08:05 WIB

Cina dan Rusia Gagalkan Resolusi Eropa atas Suriah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rusia dan China menggabungkan kekuatan, Selasa, untuk memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang dirancang Eropa dan memberikan isyarat bahwa negara itu dapat menghadapi sanksi jika mereka meneruskan tindakan kerasnya pada para pemrotes.

Resolusi itu mendapat sembilan suara mendukung dan empat abstein dari Brazil, India, Libanon dan Afrika Selatan. Hanya Rusia dan Cina yang menyampaikan suara menentang resolusi yang dirancang oleh Prancis bekerja sama dengan Inggris, Jerman dan Portugal itu.

"Kami tidak dapat hari ini meragukan arti veto itu pada naskah (resolusi) ini," kata Dubes Prancis untuk PBB Gerard Araud pada dewan yang beranggotakan 15 negara itu. "Ini bukan masalah kata-kata. Ini suara politik. Ini penolakan pada semua resolusi dewan terhadap Suriah."

"Veto itu tidak akan menghentikan kami," katanya menambahkan. "Tidak ada veto yang bisa memberi kekuasaan penuh pada pemerintah Suriah."

Dubes Rusia Vitaly Churkin mengatakan pada dewan bahwa veto Moskow itu merefleksikan "konflik pendekatan politik" antara anggota dewan Rusia dan Eropa.

Churkin mengatakan Moskow menentang dengan keras ancaman sanksi terhadap Damaskus, menambahkan bahwa ia melukiskan langkah itu sebagai pendekatan konfrontasional terhadap penyelesaian damai atas krisis tersebut".

Ia menekankan kembali kekhawatirannya bahwa pengesahan resolusi Eropa terhadap Suriah itu dapat membuka pintu bagi intervensi militer gaya-Libya dalam tindakan keras enam bulan pemerintah Suriah terhadap demonstrasi anti-pemerintah di sana.

Churkin menambahkan, bagaimanapun, bahwa Moskow akan lebih suka jika Suriah "lebih cepat melaksanakan perubahan-perubahan yang dijanjikan". Ia merujuk ke pembaruan-pembaruan demokratis yang dijanjikan oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Dubes China Li Baodong mengatakan bahwa Beijing menentang gagasan "campur tangan dalam urusan dalam negeri (Suriah),"

Keputusan Rusia dan China untuk menggunakan hak veto itu mengindikasikan bahwa Dewan Keamanan mungkin akan terhenti dalam kebuntuan jangka lebih panjang dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan Timur Tengah dan gerakan pro-demokrasi Arab Spring di kawasan itu, kata beberapa diplomat Barat pada Reuters.

Resolusi yang gagal itu merupakan versi yang telah diperlunak dari rancangan sebelumnya yang mengancam Suriah dengan sanksi, jika negara itu mengabaikan permintaani internasional agar mereka menghentikan penumpasannya terhadap demonstran pro-demokrasi.

Rancangan resolusi yang belakangan itu telah membuang kata-kata sanksi, walaupun itu tidak cukup memuaskan Rusia dan China.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement