Rabu 05 Oct 2011 13:02 WIB

Mentor Geert Wilders Bilang Juniornya Terlalu Berlebihan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Geert Wilders
Foto: guardian.co.uk
Geert Wilders

REPUBLIKA.CO.ID, CAPETOWN - Sebelum Geert Wilders berteriak lantang menentang keberadaan Islam di Belanda dan Eropa, lebih dulu mentornya, Frits Bokestein, mantan ketua umum Partai VVD menyatakan mustahil bagi imigran untuk berintegrasi dengan membawa identitas budaya mereka. Namun ternyata ia memandang sepak terjang anak didiknya terlampau jauh.

"Saya begitu keberatan dengan slogan pemerintah Belanda "Integrasi Dengan Menjaga Identitas Budaya Anda'. saya pikir itu slogan konyol. Jika anda seorang imigran, maka anda akan kehilangan identitas anda," paparnya sewaktu masih memimpin partai VVD, seperti dikutip allafrica.com, Rabu (5/10).

Meski demikian, si mentor tidak sepaham dengan muridnya dalam beberapa hal. Bokestein menilai apa yang diteriakan Wuilders terlalu berlebihan. "Wilders mengatakan hal yang tidak benar. Ia terlalu berlebihan," ujarnya.

Perbedaan pandangan itu mengemuka saat keduanya membahas soal keberadaan Yahudi di Belanda. Menurut Bolkestein, warga Yahudi sebaiknya pindah ke AS atau Israel. Sebab, keberadaan warga Yahudi memicu perseteruan dengan imigran Maroko. Namun, Wilders punya pendapat lain. Imigran Maroko-lah yang seharusnya meninggalkan Belanda.

Perbedaan lain terkait pertumbuhan pesat populasi Muslim di Belanda dan Eropa. Bokestein mengatakan meningkatnya populasi Muslim di Belanda lantaran warga Belanda sendiri enggan memiliki anak. Sedangkan warga imigran,terutama beragama Islam, mencatat tingkat kelahiran yang tinggi. Sementara Wilders mengatakan pertumbuhan populasi Muslim disebabkan Belanda tengah tertimpa bencana "tsunami" Islam.

Terakhir soal burka, Bokestain menilai larangan burka yang diperjuangkan Wilders akan memicu pergerakan kelompok-kelompok garis keras. "Anda harus menghindari itu," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement