Kamis 06 Oct 2011 23:23 WIB

IAEA: Situasi Terakhir PLTN Fukushima Stabil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano menegaskan bahwa situasi terakhir dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi dalam keadaan stabil.

"Situasi terakhir dari PLTN Fukushima Daiichi dalam keadaan stabil, dan saat ini di kawasan itu masih dilakukan dekontaminasi," kata Yukiya Amano usai memberi kuliah umum di hadapan para pejabat di Kementerian Riset dan Teknologi di Jakarta, Kamis (6/10).

Dikatakannya, korban tewas akibat bencana gempa dan tsunami Jepang pada Maret 2011 mencapai 15 ribu jiwa dan orang hilang mencapai 4.000 jiwa. Namun tidak ada korban tewas akibat kecelakaan reaktor Fukushima, kecuali evakuasi terhadap 112 ribu warga yang saat ini sebagian sudah kembali ke tempat tinggalnya.

Ia mengungkapkan, sebelum tragedi Fukushima pada Maret 2011, 66 persen warga Jepang mendukung PLTN, namun setelah kejadian tersebut 74 persen menjadi antinuklir dan dampaknya 15 reaktor nuklir di Jepang diistirahatkan.

"Hal itu menyebabkan kenaikan harga listrik, kenaikan biaya karbon, hingga penurunan Produk Domestik Bruto (GDP) Jepang sebesar 3,6 persen," ujarnya.

Untuk lebih meningkatkan keselamatan, pada Konferensi Umum Tahunan IAEA bulan lalu, ujarnya, negara-negara anggota IAEA kembali mengadopsi 12 butir Rencana Aksi Keselamatan Nuklir yang ia percayai merupakan langkah maju bagi keselamatan nuklir global, termasuk disain PLTN yang harus memenuhi kualifikasi resiko bencana yang ekstrem.

Dalam kesempatan itu, Amano juga kembali mendesak Iran segera mengambil langkah maju dalam implementasi secara penuh segala kewajiban yang relevan untuk meyakinkan dunia internasional bahwa program nuklirnya adalah proram nuklir yang damai.

Sedangkan soal program nuklir Korea Utara, ia menegaskan bahwa hal itu adalah masalah serius dimana laporan tahun lalu mengenai konstruksi fasilitas pengayaan uranium yang baru di Korut, sangat bermasalah.

Namun ia menambahkan, bahwa apa yang dilakukan IAEA tidak sekedar masalah PLTN dan proliferasi nuklir, karena IAEA memiliki kontribusi yang luas untuk perdamaian, seperti aplikasi untuk kesehatan, pertanian dan kesejahteraan rakyat.

Ia menyatakan, pihaknya kini menekankan pentingnya teknik nuklir untuk membantu miliaran warga dunia yang tak memiliki akses yang cukup ke air bersih. "Kini kami menekankan pentingnya teknik nuklir yang terkait persoalan air. Masalah ini menjadi tema dari Forum Saintifik tahunan kami di Wina, bulan lalu," kata Yukiya Amano.

IAEA bisa membantu mengupayakan pencarian sumber-sumber air melalui teknik hidrologi isotop dan menyediakan informasi bagi mereka yang membutuhkan, ujarnya. "Laboratorium Lingkungan (Marine Environment Lab) di Monako misalnya membuat teknik isotop untuk melacak fenomena di laut dan meningkatkan pemahaman pada perubahan iklim," katanya.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement