REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Washington khawatir tentang citra negatifnya di kalangan rakyat Pakistan, dan bersumpah untuk menggunakan aset diplomatik serta bantuan untuk mengubah penurunan citranya, kata Departemen Luar Negeri AS Kamis (7/9).
"Kami prihatin tentang banyaknya jumlah penentangan dalam jajak pendapat umum di Pakistan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland. Komentar itu diungkapkan saat ditanya mengapa AS, bukan dari India, yang kini dirasakan oleh banyak orang Pakistan sebagai musuh nomor satu mereka sementara Washington memberikan mereka bantuan miliaran dolar setiap tahun.
Komentar-komentar Nuland muncul setelah Presiden AS Barack Obama, hanya beberapa jam sebelumnya, memperingatkan Pakistan mengenai dugaan hubungannya dengan kelompok garis keras, termasuk jaringan Haqqani.
Washington mengatakan pihaknya tidak akan menerima hubungan jangka panjang di mana Pakistan "tidak sadar" terhadap kepentingan AS. Dia mengatakan bahwa fokus utama kedutaan AS di Islamabad adalah untuk memberikan "gambaran yang akurat" ke seluruh bagian Pakistan, dan mengakui kadang-kadang "sulit untuk menembus, mengingat emosi yang intens tentang aspek lain dari hubungan mereka."
Dia menekankan bahwa bantuan sipil AS ke Pakistan, yang belum terpengaruh memburuknya hubungan, akan membantu Pakistan untuk meningkatkan perekonomian, pendidikan dan lain-lain. Dia menambahkan bahwa AS akan terus melakukan upaya di daerah-daerah ini untuk mendukung negara.
Pada bulan lalu, Ketua Gabungan Kepala Staf AS Mike Mullen menuduh jaringan Haqqani menjadi "tangan sesungguhnya" dari dinas intelijen Pakistan, yang memicu tanggapan marah dari Pakistan.
Sengketa terakhir itu telah membuat hubungan kedua negara 'ke tingkat rendah baru, yang sebetulnya sudah rusak parah setelah pasukan khusus AS diam-diam memasuki wilayah Pakistan dan membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, tanpa sepengetahuan dan izin dari Islamabad pada Mei.