Sabtu 08 Oct 2011 14:14 WIB

Buru Gerilyawan, AS Akui CIA Gunakan Drone Predator

Drone, pesawat tanpa awak yang menjadi andalan AS dalam menggempur kubu teroris.
Foto: DPA
Drone, pesawat tanpa awak yang menjadi andalan AS dalam menggempur kubu teroris.

REPUBLIKA.CO.ID, SIGONELLA, ITALIA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, Jumat, mengakui rahasia yang sudah lama terbuka -- bahwa CIA telah mengerahkan pesawat mata-mata tanpa awak (drone), Predator bersenjata untuk memburu gerilyawan garis keras.

Pemerintan AS secara resmi telah menolak mengakui serangan pesawat pengintai itu oleh badan mata-mata tersebut. Tapi Panetta -- yang menjabat sebagai direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) itu hingga mengambil-alih Pentagon, Juli -- membuat dua perujukan sederhana pada penggunaan pesawat robotik oleh CIA dalam dalam kunjungan ke pangkalan AS di Italia.

"Dengan pindah dari CIA ke Pentagon, dengan jelas saya mendapat neraka kumpulan senjata lebih banyak yang tersedia pada saya dalam tugas ini ketimbang yang saya dapat di CIA -- meskipun Predator tidak buruk," kata Panetta pada tentara di markas besar Armada Keenam Angkatan Laut AS di Naples.

Kemudian di pangkalan udara bersama AS-Italia di Sigonella, Panetta berterima kasih pada para awak udara atas peran mereka dalam serangan udara NATO di Libya saat ia berdiri di depan sebuah pesawat mata-mata Global Hawk, pesawat tak berawak yang lebih besar yang terbang pada ketinggian tinggi untuk misi pengamatan.

Penatta menyebutkan peran penting pesawat pengintai itu dalam operasi di Libya, termasuk pesawat mata-mata Predator. Predator adalah "sesuatu yang saya sangat akrab dengannya dalam pekerjaan saya pada masa lalu", katanya.

Setelah Penetta berbicara, sebuah pesawat Predator berangkat dari pangkalan tersebut. Militer tidak menyembunyikan penerbangan pesawat mata-matanya sendiri di Libya atau perang di Afghanistan, berlawanan dengan misi rahasia CIA untuk menghabisi gerilyawan Al Qaida di Pakistan, Yaman dan di tempat lainnya.

Itu bukan pertama kalinya Panetta membuat perujukan ke program pesawat mata-mata itu, yang para pejabat AS puji telah melemahkan sama sekali Al Qaida. Sebagai direktur CIA, ia pernah menyinggung serangan pesawat mata-mata itu terhadap Al Qaida sebagai "satu-satunya permainan di kota".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement