Sabtu 08 Oct 2011 21:01 WIB

Sirte Terus Bergolak, Oposisi Libya Serang Habis-Habisan, 9 Tewas

Pasukan oposisi berjuang di kampung halaman Qaddafi, Sirte.
Foto: AP
Pasukan oposisi berjuang di kampung halaman Qaddafi, Sirte.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN- Sedikitnya sembilan orang tewas dalam bentrokan antara pasukan revolusioner Libya dan pendukung mantan buronan pemimpin Libya Muammar Gaddafi di kota Sirte Libya.

Pasukan Dewan Transisi Nasional (NTC) telah meningkatkan serangan mereka pada kota kampung halaman Gaddafi itu.

Seorang komandan Dewan Transisi Nasional Libya, Kolonel Ahmed al-Abidi, mengatakan bahwa pasukan NTC telah meluncurkan serangan habis-habisan di Sirte. Menurut sumber rumah sakit, sedikitnya sembilan orang tewas dan lebih dari 100 lainnya terluka.

Kekuatan revolusioner mengintensifkan serangan mereka pada kompleks gedung konser pasukan pro-Gaddafi di Sirte di mana Gaddafi gunakan untuk mengundang para pemimpin dunia.

Menurut sumber-sumber NTC, semua orang yang terperangkap di dalam Sirte Concert Hall adalah penjahat yang tampaknya tidak mungkin akan menyerahkan diri.

Sirte terletak 40 kilometer dari ibu kota Libya Tripoli, dan dipandang sebagai benteng penting bagi pasukan pro-Gaddafi.

Sementara itu mantan orang kuat Libya itu Kamis menyerukan rakyat Libya untuk melakukan unjuk rasa menentang penguasa-penguasa baru negara, sementara pasukannya melancarkan serangan balasan di kampung halamannya Sirte.

Pernyataan Gaddafi itu diucapkan dalam satu pesan audio yang disiarkan Kamis di televisi Arrai yang berpangkalan di Suriah, yang terjadi saat Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta sedang melakukan perundingan-perundingan di Napoli dengan para perwira NATO mengenai masa depan serangan udara di Libya.

"Saya menyerukan rakyat Libya, pria dan wanita untuk datang ke taman-taman dan jalan-jalan di seluruh kota dalam jumlah jutaan orang" untuk menolak Dewan Transisi Nasional (NTC), kata Gaddafi.

"Saya mengatakan kepada mereka, jangan takut pada siapapun. Anda adalah rakyat, anda yang memiliki tanah ini," kata Gaddafi, yang keberadaannya tidak diketahui tetapi kemungkinan besar masih di Libya.

"Berusahalah agar suara anda didengar para kaki tangan NATO itu," katanya, mengacu pada rezim baru Dewan Transisi Nasional (NTC).

Pesannya itu muncul saat pertempuran berkecamuk di Sirte, kampung halamannya di daerah pantai Mediterania, tempat para pendukungnya berusaha melepaskan kepungan tiga pekan atas kota itu oleh para petempur NTC.

Pertempuran di front timur laut Sirte Kamis pagi setelah pasukan Gaddafi bergerak maju di dalam situasi yang gelap, kata para petempur NTC.

"Ada banyak gerak maju selama Kamis malam: para penembak jitu bergerak di Sirte dan Bani Walid, satu kota gurun 170km tenggara Tripoli, adalah pangkalan besar terakhir Gaddafi melawan NTC, yang telah menguasai sebagian besar negara kaya minyak itu setelah orang kuat itu digulingkan Agustus lalu.

Pada Kamis siang, para petempur NTC menghentikan serangan pasukan Gaddafi dan maju dengan berjalan kaki di antara gedung-gedung, dalam menghadapi serangan roket dan penembak jitu.

Sementara itu, pasukan tambahan NTC dikirim ke Bani Walid yang melakukan serangan lainnya terhadap psukan Gaddafi yang mempertahankan dengan gigih daerah itu.

sumber : Antara/Irna-0ana/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement