Selasa 11 Oct 2011 07:19 WIB

Digaji Rendah, 25 Persen Dokter Israel Serentak Mundur

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ratusan dokter Israel tak datang ke tempat mereka bertugas Senin (10/10), setelah meninggalkan pekerjaan mereka gara-gara sengketa masalah gaji, kata seorang pejabat Kementerian Kesehatan.

Sementara itu banyak rumah sakit memperingatkan mereka nyaris tak beroperasi. Rumah sakit telah membatalkan prosedur yang tidak mendesak, sebagian pasien ditolak sementara yang lain menunggu berjam-jam untuk berobat.

"Kami takkan bisa bertahan lebih dari satu atau dua hari seperti ini," kata dokter di Tel Aviv Medical Center , Motti Freid kepada televisi Israel, sebagaimana dikutip Reuters --di Jakarta, Selasa pagi.

"Dalam waktu dekat, kami takkan bisa merawat ribuan orang, termasuk mereka yang berada dalam bahaya," kata kepala unit gawat darurat di Tel Aviv Medical Center ,Pinny Halperin kepada media berita Israel, Channel One.

Wanita juru bicara Kementerian Kesehatan mengatakan 700 staf medis --lebih seperempat dokter yang menetap di Israel, menyerahkan surat mereka lebih sebulan lalu. Sebanyak 340 di antara mereka tak melapor untuk bertugas di rumah sakit pada Senin dan sisanya diduga mengikuti tindakan mereka pekan ini.

Pemerintah meminta pengadilan mengeluarkan amar yang memerintah para dokter agar kembali bekerja. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang menawarkan kenaikan gaji kepada sebagian dokter.

Para dokter tersebut, yang mengatakan mereka bekerja berlebihan tapi digaji di bawah standar, menyatakan mereka belum menerima tawaran resmi dari Netanyahu tapi mereka akan mempelajarinya segera setelah menerima menerima tawaran itu.

Pengunduran diri para dokter tersebut adalah tanda lain kerusuhan sosial di Israel. Protes massa yang diselenggarakan di bawah bendera "keadilan sosial" mengguncang negara Yahudi itu selama musim panas lalu, saat ratusan ribu orang menuntut biaya hidup yang lebih rendah dan pembaruan ekonomi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement