Jumat 14 Oct 2011 18:37 WIB

Obama Ancam Iran dengan Sanksi Terberat

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: Chairul Akhmad
Presiden Amerika Serikat Barack Obama
Foto: AP/Pablo Martinez Monsivais
Presiden Amerika Serikat Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Barack Obama memperingatkan bahwa Iran kemungkinan akan menghadapi sanksi terberat untuk dugaan persekongkolan rencana pembunuhan Duta Besar Arab Saudi untuk AS.

Obama menegaskan bahwa negaranya tidak akan membuka peluang untuk menempuh jalur diplomasi jika berurusan dengan Iran, yang sangat mungkin diartikan sebagai aksi militer.

"Kasus ini menunjukan perilaku berbahaya dan sembrono yang dimiliki pemerintah Iran," kata Obama dalam konferensi pers di Washington, Kamis (13/10).

Pernyataan ini merupakan tanggapan resmi Obama seputar kasus ini. Di laman Antiwar, Obama mengatakan Iran harus bertanggung jawab, terlepas apakah pemimpin Iran tahu atau tidak tentang upaya pembunuhan berencana ini.

Saat ini, pihak berwenang AS tengah menyidangkan warga negaranya keturunan Iran, Mansour J Arbabsiar yang ditangkap sejak satu bulan lalu. Arbabsiar, yang telah 30 tahun tinggal di Texas, ditangkap dengan tuduhan berencana melakukan pembunuhan Dubes Arab Saudi untuk AS, Adel al-Jubeir.

AS juga menuduh masih ada satu orang lagi yang terlibat dan berasal dari anggota elit pasukan Quds Iran bernama Gholam Shakuri. Pemerintahan Obama telah berseru untuk menyatukan dunia demi melawan Iran dengan mengirimkan kawat diplomatik ke seluruh perwakilan kedutaannya di seluruh negara agar memperingati pemerintah tuan rumah mereka soal persekongkolan Iran.

Wapres AS, Joe Biden, mengatakan bahwa seruan ini sangat penting untuk meyakinkan dunia akan pentingnya 'berurusan dengan Iran'.

Sementara itu, reaksi skeptis ditunjukkan oleh sejumlah ahli Iran atas reaksi pemerintah AS dengan mengatakan bahwa Obama berusaha mencari pembenaran untuk menghukum Iran, sekalipun pihak yang meragukan benar dan pemerintah Iran sama sekali tidak mengetahui apa pun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement