REPUBLIKA.CO.ID,GAZA CITY - Pemerintah HAMAS, yang menguasai Jalur Gaza, Senin (17/10) malam waktu setempat mengumumkan status darurat. Status tersebut ditetapkan beberapa jam sebelum pertukaran tahanan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang dicapai dengan Israel pekan lalu.
Menurut pihak Israel dan HAMAS, prajurit Israel Gilad Shalit yang telah ditahan sejak Juni 2006 itu dijadwalkan akan dibebaskan pada Selasa (18/10) pagi ini. Pebebasannya bersamaan dengan pembebasan 1.027 tahanan Palestina dan Arab.
Kementerian Dalam Negeri HAMAS mengumumkan pemberlakuan status darurat di seluruh wilayah Jalur Gaza mulai Senin malam. Status darurat berlaku hingga prosesi penyambutan para tahanan digelar pada Selasa siang.
Dalam siaran pers yang dikirimkan kepada wartawan, pihak kementerian mengatakan bahwa mereka telah selesai melakukan pengaturan keamanan dan persiapan guna menerima para tahanan yang dibebaskan. Mereka siap memastikan para tahanan tiba dalam keadaan selamat.
Pernyataan itu juga mengajak para anggota keluarga tahanan dan seluruh rakyat Palestina untuk merayakan dan bergembira tanpa melakukan pelanggaran hukum. "Tembakan ke udara sangat dilarang," demikian menurut siaran pers itu.
Kementerian tersebut juga telah memilih rute bus yang akan membawa para tahanan dari Rafah menuju ke Gaza City. Kota tersebut menjadi tempat upacara penyambutan besar bagi para tahanan.