REPUBLIKA.CO.ID,SAN SALVADOR--Hujan deras mengguyur Amerika Tengah, tempat lebih dari 80 orang tewas akibat tanah longsor dan banjir dalam pekan lalu sementara air sungai yang meluap merusak jembatan dan jalan. Pihak berwenang memberlakukan siaga tinggi di daerah pegunungan, tempat tinggal 42 juta orang, saat hujan menunjukkan tidak ada tanda mereda.
Presiden El Salvador Mauricio Funes Senin malam memperingatkan bahwa negaranya sedang menghadapi "keadaan darurat penting," dengan 32 orang tewas,tiga hilang dan sekitar 32.000 orang mengungsi dan mengatakan curah hujan meningkat yang disebabkan topan-topan belakangan ini. "Intensitas curah hujan, lamanya kejadian alam itu dan luasnya wilayah yang terkena dampak itu menyebabkan kita berada dalam keadaan darurat penting," katanya.
Sejumlah 29 orang lainnya tewas di Guatemala, 13 di Honduras dan delapan di Nikaragua,kata para pejabat lokal,dan seluruh jumlah korban tewas diperkirakan akan bertambah karena laporan-laporan dari desa-desa terpencil mulai datang. Para pejabat juga khawatir korban akibat tanah longsor yang baru,kekurangan bahan pangan pokok di kota-kota yang terkurung dan penyakit akibat air yang tergenang.
El Salvador yang paling parah menderita , Senin mengeluarkan seruan kepada internasional bagi bantuan kemanusiaan akibat hujan yang tidak mereda itu, Bantuan-bantuan juga mulai mengalir dari Taiwan, Spanyol, Amerika Serikat, Venezuela dan negara-negara lain,kata Menlu Hugo Martinez dalam jumpa pers, menambahkan Taipei menyumbang sekitar 300.000 dolar AS untuk bantuan banjir.
Banjir dan tanah longsor menewaskan lebih dari 300 orang di Amerika Tengah, puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal dan kerugian harta benda mencapai miliaran dolar AS tahun 2010. Para pejabat menyalahkan pada dampak pemanasan global atas terjadinya hujan dan banjir yang menelan korban jiwa itu.
Di El Salvador, setidaknya 10 jembatan juga ambruk dan 10 lainnya rusak berat, sementara 14 jalan raya rusak berat,kata satu laporan sementara. Menteri Pekerjaan Umum Gerson Martinez memperkirakan kerugian akibat kerusakan itu mencapai "beberapa juta dolar."
Presiden Hnduras Porfirio Lobo memberlakuan keadaan darurat di daerah selatan negara itu, dan di Guatemala, Wakil Presiden Rafael Espada mengatakan air sungai-sungai berada pada titik berbahaya. Pemimpin Nikaragua Daniel Ortega juga memberlakukan keadaan darurat bagi negaranya,di mana sekitar 134.000 orang terlantar dan para pejabat khawatir Danau Xolotlan bisa meluap dan dapa membanjiri ibu kota Managua.
PBB menganggap Amerika Tengah salah satu dari kawasan-kawasan dunia yang paling parah akibat perubahan iklim. Lebih dari 40 tahun belakangan ini bencana-bencana alam menewaskan sekitar 50.000 orang dan menyebabkan ratusan juta dolar kerugian akibat kerusakan properti, kata studi-studi universitas-universitas Eropa dan Amerika Latin.