REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS--Sebanyak 15 orang Palestina yang dibebaskan dari penjara dan dibuang oleh Israel, Selasa (18/10), dalam kesepakatan pertukaran tahanan dengan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), menginjakkan kaki di Damaskus, Suriah, yang telah menawarkan untuk menampung mereka di wilayahnya.
Mereka disambut oleh wakil dari HAMAS dan faksi lain Palestina serta beberapa pejabat Suriah di bandar udara internasional Damaskus, Selasa malam (18/10). Seorang pejabat di Front Rakyat bagi Pembebasan Palestina (PFLP), Maher Taher mengatakan kepada Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu-- di sisi acara itu bahwa perlawanan akan berlanjut bagi pembebasan sisa tahanan yang masih dikurung di penjara Yahudi.
Sementara itu, wakil HAMAS di Suriah, Jamal Issa memberi tahu Xinhua bahwa Gerakan Perlawanan Islam tersebut akan berusaha membebaskan sisa tahanan yang berada di penjara Yahudi. Ia menekankan tahanan yang telah tiba di Damaskus untuk sementara akan menetap di Suriah.
Tel Aviv, Selasa pagi, membebaskan rombongan pertama tahanan Palestina dan Arab sebagai pertukaran bagi pembebasan prajurit Yahudi Gilad Shalit, yang ditahan oleh HAMAS sejak Juni 2006. Berdasarkan kesepakatan pertukaran dan HAMAS dan pemerintah Yahudi itu, yang diperantarai oleh Mesir, Tel Aviv pekan lalu telah menyampaikan komitmen untuk membebaskan sebanyak 1.027 tahanan Palestina --27 di antara mereka adalah perempuan.
Sebanyak 477 tahanan dibebaskan pada tahap pertama pertukaran tersebut, sementara sisa 550 tahanan Palestina yang termasuk dalam kesepakatan pertukaran itu dijadwalkan dibebaskan dalam dua bulan ke depan.
Sebagian kecil tahanan Arab Israel pulang ke rumah mereka di Jerusalem Timur pada Selasa.Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, 40 dari tahanan yang dibebaskan dideportasi ke tempat pengasingan. Qatar dan Suriah akan menampung 30 mantan tahanan dan Turki telah menerima 11 mantan tahanan.