Rabu 19 Oct 2011 20:23 WIB

RSI Dikunjungi Para Pejabat Gaza

Menteri Kesehatan Palestina di Gaza, DR Bassem Naim dan sejumlah stafnya ketika berkunjung ke lokasi pembangunan RSI di Bait Lahiya, Gaza Utara.
Foto: Dok MER-C Gaza
Menteri Kesehatan Palestina di Gaza, DR Bassem Naim dan sejumlah stafnya ketika berkunjung ke lokasi pembangunan RSI di Bait Lahiya, Gaza Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, Gaza – Pada bulan Oktober 2011 ini, sudah dua pejabat Gaza yang mengunjungi lokasi pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Bait Lahiya, Gaza Utara.

Mereka adalah Menteri Kesehatan, DR Bassem Naim dan Wakil Menteri Pekerjaan Umum, DR Naji Sarhan. Mereka datang ke lokasi RSI untuk melihat langsung hasil pekerjaan pembangunan yang saat ini sudah mencapai 50 persen untuk bangunan strukturnya.

Kedua Menteri itu tampak terkejut dengan kemajuan pembangunan RSI yang terbilang sangat cepat. Ungkapan syukur dan terima kasih kepada rakyat Indonesia juga berkali-kali terucap dari kedua pejabat tinggi di Gaza tersebut.

Sambil berdiskusi dengan Tim Insinyur MER-C Indonesia, Bassem berkeliling untuk melihat hasil pekerjaan pembangunan RSI yang akan berbentuk segi delapan. Bahkan orang nomor satu bidang kesehatan di Gaza ini menyempatkan diri turun ke bawah untuk melihat ruang basement RSI.

Bassem menyatakan sangat senang dan bangga melihat pembangunan RSI yang berjalan lancar. Dia juga mengaku terkejut melihat perkembangan pembangunan RSI yang terbilang cepat.

“Terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas hadiah untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza berupa Rumah Sakit. Rumah Sakit ini akan menjadi salah satu Rumah Sakit terbesar di Jalur Gaza yang akan meng-cover Rumah Sakit yang ada di Gaza bagian Utara,” ujar Bassem.

Bassem juga mengungkapkan salam dan terima kasih kepada pimpinan MER-C Indonesia, Divisi Konstruksi MER-C, seluruh staf MER-C, serta seluruh rakyat Indonesia. "Terima kasih yang sedalam-dalamnya dari kami rakyat Palestina. Terima kasih atas pembangunan RSI," kata Bassem.

Menurut Bassem, pembangunan RSI adalah sebuah ikatan persahabatan yang kuat antara rakyat Indonesia dengan rakyat Palestina. Tak lupa, Bassem juga mengungkapkan permintaan maafnya karena di awal proses pembangunan RSI sempat ada beberapa masalah yang terjadi. Namun, hal ini semata-mata disebabkan oleh metode dan desain RSI yang memang berbeda dengan desain bangunan yang lazim terdapat di Gaza.

Proyek pembangunan RSI, kata Bassem, merupakan awal keberhasilan proyek dari kawasan Asia Tenggara. “Saya bersyukur saat ini di Gaza sudah ada contoh proyek dari Asia Tenggara. RSI akan menjadi contoh bagi proyek-proyek yang akan datang, khususnya dari Asia Tenggara,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Gaza, DR Naji Sarhan, mengatakan kelancaran pembangunan RSI merupakan sebuah wujud kerja keras dan kerjasama yang sangat luar biasa.

“Seperti inilah hasilnya jika kita bekerja sama saling menopang dan melibatkan semua elemen yang ada di Jalur Gaza. RSI sebagai amanah dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina akan menjadi salah satu RS terbesar di Jalur Gaza. Bahkan di seluruh wilayah Palestina,” tegas Sarhan.

Ketua MER-C Cabang Gaza, Abdillah Onim, menegaskan bahwa Sarhan adalah salah seorang pejabat Gaza yang bertanggung jawab pada proyek RSI. Ia selalu membantu serta memberikan solusi jika ada masalah-masalah terkait pembangunan. “Beliau selalu menjadi penengah jika ada masalah menyangkut pekerjaan RSI, khususnya antara insinyur dari Kementerian Kesehatan Palestina dengan insinyur dari MER-C Indonesia,” kata Abdillah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement