REPUBLIKA.CO.ID, SIRTE, LIBYA - Tentara pemerintah sementara Libya kembali melakukan serangan kepada kota yang dikepung, Sirte, setelah mundur akibat serangan pertahanan pendukung pemimpin Libya yang teguling, Muammar Qhaddafi, yang masih menguasai kota kelahiran pemimpin itu.
Ratusan tentara Dewan Peralihan Nasional (NTC) telah mengepung kota yang terletak di pantai Laut Tengah tersebut selama beberapa pekan dalam pertempuran sengit guna merebut kantong pertahanan terakhir terhadap revolusi yang mengakhiri rejim Qhaddafi selama 42 tahun.
Roket, peluru artileri dan tank menghujani posisi pendukung Qhaddafi di pusat kota itu pada Rabu (19/10).
"Kami memusatkan perhatian untuk menangkap ... Qhaddafi. Kami melakukannya dengan perlahan, tahap demi tahap. Kami telah bersabar selama 42 tahun," kata seorang tentara NTC di garis depan saat menanggapi lambatnya perebutan kota Sirte.
Sejumlah tentara NTC menggunakan senjata rakitan yang dibuat sendiri. Pada Rabu, satu buldoser yang dilapisi baja dan telah diubah datang ke garis depan pertahanan sehingga menyerupai kapal laut kecil dengan ujung yang runcing serta terdapat lubang senapan.
Bagian depan buldoser tersebut dilengkapi kubah tank dan pada sisi kanan serta kiri dilapisi baja tebal.
Seorang pria yang mengenakan topi kapten kapal berwarna hitam dengan rambut kepang berwarna keemasan duduk di atas kendaraan aneh tersebut sewaktu buldoser itu berjalan menuju kota dengan mencabut tiang lampu jalan.
Tentara NTC meneriakkan 'Tuhan Maha Besar' ketika kendaraan itu membongkar barikade sementara dari kendaraan dan peti kemas yang disusun oleh pendukung Qhaddafi. NTC telah gagal menguasai Sirte selama hampir dua bulan setelah direbutnya Tripoli dan menimbulkan keraguan atas kemampuannya untuk memperluas kekuasaan di seluruh kawasan Libya.
NTC juga menunda pelaksanaan program demokrasi yang mereka janjikan. Pada Senin tentara NTC merebut markas utama pendukung Qhaddafi di kota di gurun --Bani Walid-- tempat pendukung Qhaddafi telah melakukan perlawanan selama dua bulan.
Tentara NTC meredakan serangan pada beberapa hari lalu untuk mengumumkan kemenangan di Sirte. Namun pada Selasa, mereka dipukul mundur di sejumlah tempat karena serangan tembakan dari pendukung Qhaddafi meningkat.
Namun satu hari setelahnya, tentara NTC telah merebut wilayah yang dikuasai pendukung Qhaddafi dan melakukan upaya yang lebih besar sehingga untuk pertama kali tentara NTC dari arah timur dan barat dapat saling melihat posisi masing-masing di wilayah yang mendukung Qhaddafi.