REPUBLIKA.CO.ID, LIBYA - Ahli koroner di Misrata akan melakukan pemeriksaan setelah kematian (post-mortem), Jumat (22/10). “Otopsi penuh akan dilakukan pada jasad Qadafi dan anaknya,” ujar Kepala Dokter Forensik, Othman al-Zintani, kepada TV al-Arabiya.
Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka harus melakukannya secara terbuka dan transparan. PBB meminta investigasi penuh setelah melihat rekaman video yang menunjukan Qadaffi ditangkap hidup-hidup lalu kemudian tewas.
Qadaffi ditangkap dalam keadaan hidup dan terlihat tak berdaya. Ia ditemukan ditengah amukan massa. Dalam video pada sebuah ponsel, terdengar suara tentara yang berdebat apakah Qadafi harus ditembak atau tidak. Beberapa jam kemudian, Qadafi tewas. Tidak ada yang mengetahui siapa yang menembaknya.
Pertanyaan yang sama juga ditujukan untuk anak Qadafi, Mutassim. Dalam video, ia terlihat sedang bersantai dan merokok setelah ia ditangkap. Namun di jasadnya terlihat dua luka tembakan, satu di dada dan satu di leher. Jasadnya kini dibaringkan telanjang dengan hanya sebuah selimut yang menutupi bagian bawah badannya di lemari pendingin.
Para pemimpin Libya ingin semua orang mengetahui bagaimana Qadafi tewas. Pihak berwenang Libya meminta laporan lengkap dari kematian Muammar Qaddafi.
NTC telah berusaha untuk mengetahui penyebab kematian Qadafi. Mark Toner, juru bicara departemen negara, telah memaksa NTC untuk melakukan otopsi secara terbuka dan transparan.
“Cara kematian Qadafi terdapat beberapa versi,” ujar Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Ia pun menginginkan investigasi penuh seperti yang diminta oleh komisaris PBB untuk hak asasi manusia (HAM), Navi Pillay.
Mohammed Sayeh, anggota senior Dewan Transisi Nasional (NTC), meragukan Qadafi dibunuh dengan sengaja. “Bahkan jika ia dibunuh dengan sengaja, ia pantas mendapatkannya,” ujarnya menambahkan.