Selasa 25 Oct 2011 13:09 WIB

30 Ribu Aktivis Suriah Mendekap di Penjara Assad

REPUBLIKA.CO.ID, PBB - Pemerintah Suriah telah menahan lebih dari 30.000 orang sejak melancarkan penumpasan mematikan terhadap protes oposisi sejak Maret, kata seorang aktivis terkemuka hak asasi manusia Suriah pada Senin (25/10).

Pemerintah Presiden Bashar al-Assad telah mengubah semua stadion sepak bola utama negara menjadi penjara, kata Radwan Ziadeh, tokoh pendiri bersama Pusat Hak Asasi Manusia dan Sarjana Damaskus di George Washington University, di Washington, dalam konferensi pers di markas PBB.

Berbicara pada peluncuran laporan tahunan Observatorium untuk Perlindungan Pembela Hak Manusia, Ziadeh mengatakan, tak ada yang tahu angka pasti untuk jumlah tahanan itu. PBB mengatakan bahwa lebih dari 3.000 orang telah tewas.

Berdasarkan laporan dari para aktivis bekerja di bawah tanah di Suriah, Ziadeh mengatakan: "Kami memiliki jumlah perkiraan lebih dari 30.000 telah ditahan." "Saudara saya di penjara sejak 30 Agustus dan saya tidak memiliki informasi tentang dia" tambahnya.

Dia juga tidak tahu berita tentang seorang paman dan tiga sepupu, salah satu dari mereka masih berumur 14 tahun, juga ditahan. "Anda bisa bayangkan, lima kerabat hanya dari satu keluarga di satu kota kecil. Ini sebabnya mengapa jumlah yang telah ditahan - 30.000 - merupakan perkiraan belaka," kata Ziadeh, yang telah dikecam oleh media Suriah yang dekat dengan presiden negara itu.

"Rezim Suriah benar-benar membatalkan kejuaraan sepak bola karena mereka menyerahkan semua lapangan sepak bola untuk menjadi pusat penahanan dan penyiksaan," katanya.

Stadion Al-Fayhaa di Damaskus, Assad di stadion Latakia, stadion-stadion utama di kota kota Daraa sedang digunakan untuk menahan ribuan tahanan, kata Ziadeh.

Ziadeh mengatakan bahwa kegagalan Dewan Keamanan PBB untuk meloloskan resolusi tentang krisis Suriah telah membuat lawan Assad lebih putus asa dan lebih siap untuk menggunakan senjata "untuk membela diri terhadap pasukan keamanan."

Rusia dan China memveto resolusi Eropa yang diusulkan pada Suriah, mengatakan seharusnya tidak ada ancaman sanksi terhadap Assad. Kekuatan Barat mengkritik hak veto pada pertemuan dewan di Timur Tengah Timur pada Senin.

Duta Besar Prancis di PBB Gerard Araud mengatakan bahwa puluhan ribu aktivis ditahan di penjara-penjara rahasia di Suriah.

Araud mengatakan bahwa mereka yang memveto resolusi atau abstain harus menjelaskan kepada orang-orang Suriah dan opini internasional mengenai "tindakan konkret apa yang mereka usulkan untuk tujuan menghentikan mandi darah ini."

"Sungguh tragis bahwa tindakan barbar Assad baru-baru ini telah dipenuhi oleh keheningan di dewan keamanan," tambah Duta Besar AS Susan Rice.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement