REPUBLIKA.CO.ID,RABAT--Amerika Serikat, Senin mengatakan pihaknya mendesak Maroko segera melaksanakan reformasi-reformasi yang diusulkan dinasti yang paling lama berkuasa di dunia Arab itu. Raja Mohammed segera menanggapi protes-protes pro-demokrasi yang diilhami oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir dengan menkanjikan pada Maret lalu akan melakukan perubahan-perubahan konstitusi untuk mengurangi kekuasaannya dan mendukung para pejabat yang dipilih dan akan membuat pengadilan lebih independen.
Reformasi-reformasi itu disahkan dalam satu referedum Juli walaupun raja berusia 48 tahun itu akan tetapi memiliki keputusan-keputusan penting. Pemerintah baru akan menyusun rancagan undang-undang yang akan menetapkan konstitusi baru setelah pemilihan para anggota parlemen bulan depan. "Kami mendesak dilaksanakan segera reformasi-reformasi yang Maroko telah dijanjikan," kata Asisten Menlu Jeffrey Feltman setelah berembuk dengan Menlu Taieb Fassi Fihri di Rabat.
Reformasi yang diusulkan itu tidak dipercaya oleh satu gerakan pemuda yang menamakan diri mereka gerakan 20 Februari, tanggal unjuk rasa pertama mereka. Kelompok itu secara tetap melakukan protes-protes mendesak monarki itu melakukan reformasi yang luas.
Dengan hampir sepertiga pemuda yang menganggur, angka kemiskinan yang tinggi, sistem pendidikan yang parah dan masala-masalah menyangkut nepotisme dan korupsi, Maroko menurut kaca mata para pengamat memiliki semua unsur bagi pemberontakan.
Para pejabat pemerintah menyatakan bahwa satu perbedaan yang mendarah daging terhadap monarki yang berkuasa dan kebebasan politik dan publik yang kurang telah menghindari Maroko dari kerusuhan.