REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, menyatakan Presiden Palestina Mahmoud Abbas merupakan "hambatan terbesar" untuk tatanan regional. Ia menyebut akan menjadi "berkah" jika pemimpin Palestina untuk mengundurkan diri.
"Jika ada satu kendala yang harus segera dihapus, itu adalah dia (Abbas)," katanya. "Jika dia mengundurkan diri, itu tidak akan merupakan ancaman, namun berkat."
Menurutnya, tak ada satupun dari Abbas yang akan dicatat sejarah, selain rekonsiliasi dengan Hamas. "Akan lebih baik bagi Israel Jika Abu Mazen (nama lain Abbas) pergi, akan ada kesempatan untuk menyalakan kembali proses perdamaian."
Lieberman menambahkan bahwa ada banyak warga Palestina yang bisa menjadi mitra dialog Israel, selain Abbas. "Banyak putra-putra terbaik Palestina yang belajar di Barat," katanya, "Orang yang dididik dengan nilai-nilai Barat akan lebih bisa diajak bicara."
Sebelumnya, Israel telah membuat kesepakatan dengan Hamas soal pembebasan 1.027 tahanan Palestina dalam pertukaran dengan satu tentara yang diculik, Gilad Shalit. Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada Haaretz bahwa Abbas berpikir kesepakatan itu sengaja dimaksudkan untuk memperkuat Hamas dan melemahkan posisinya, dalam rangka untuk menghukum dia atas apa yang dilakukannya dalam sidang umum PBB.