Rabu 26 Oct 2011 20:52 WIB

Menlu Israel Serang Lagi, Tuding Abbas Penghalang Terbesar Perdamaian

Avigdor Lieberman
Avigdor Lieberman

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, Rabu (26/10), mencela Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebagai "penghalang terbesar bagi perdamaian". Ia menekankan bila Abbas mengundurkan diri akan "direstui".

Itu adalah untuk kedua kali dalam dua hari menteri ultra-nasionalis itu telah menyerang Abbas. "Semburan" Rabu dikeluarkan cuma beberapa jam sebelum utusan dari Kuartet pimpinan Inggris dijadwalkan mengadakan pembicaraan terpisah dengan para pejabat Palestina dan Israel dalam upaya menghidupkan lagi pembicaraan perdamaian.

"Pengunduran diri Abu Mazen akan jadi berkat sebab ia merupakan penghalang terbesar bagi perdamaian," kata Lieberman kepada radio militer Israel. Ia menggunakan nama julukan bagi Mahmoud Abbas.

"Ia telah memutuskan untuk mengorbankan kepentingan rakyat Palestina buat keuntungannya sendiri, mempertahankan tempatnya di dalam sejarah," kata Lieberman sebagaimana dikutip AFP. Kecaman itu merujuk pada upaya Abbas untuk memperoleh status anggota tetap bagi Negara Palestina di PBB.

Pembicaraan Rabu adalah yang paling akhir dari jajaran panjang upaya internasional yang ditujukan untuk menghidupkan kembali perundingan langsung Palestina-Israel. Perundingan itu terhenti pada musim gugur 2010 gara-gara sikap Israel yang menolak menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi.

Namun Lieberman mengatakan Abbas bukan mitra yang layak bagi perdamaian dan malah berusaha merendahkan Israel di kancah internasional.

"Abu Mazen tak layak, ia bukan orang perdamaian, ia bekerja dengan cara yang bertentangan dengan Israel di panggung internasional," kata Lieberman. Ia menuduh Abbas mendorong "untuk mengadili para pejabat Yahudi di pengadilan internasional".

Pada Senin (24/10), Lieberman mengatakan akan "lebih baik" buat Israel kalau Abbas diganti. Pernyataan tersebut dicela oleh Uni Eropa sebagai perbuatan yang tak membantu.

Lieberman juga dikecam oleh juru bicara utusan Timur Tengah PBB, Richard Serry, sebagai tindakan yang membakar emosi.

Setelah kecaman Lieberman, Presiden Israel Shimon Peres, Selasa (25/10), segera membela timpalannya dari Palestina itu, dan menggambarkan dia dan Perdana Menterinya Salam Fayyad sebagai para pemimpin yang sungguh-sungguh dan mengingini perdamaian serta bekerja untuk mencegah terjadinya kekerasan dan ekstremisme di wilayah tersebut.

"Kita harus terus merundingkan perdamaian dengan mereka guna mewujudkan perdamaian penuh yang akan mengakhiri konflik lama ini," kata kantor Shimon Peres.

Kuartet Internasional -- yang terdiri atas Amerika Serikat, Uni Eropa, PBB dan Rusia -- menyeru Israel dan Palestina agar segera melanjutkan pembicaraan perdamaian. Seruan tersebut dikeluarkan resmi hanya beberapa jam setelah Abbas mengajukan permohonan keanggotaan PBB pada 23 September.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement