REPUBLIKA.CO.ID,Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen, Kamis (27/10) mengatakan, aliansi militer siap untuk memberikan bantuan keamanan kepada pemerintah baru Libya setelah perang berakhir.
Berbicara pada konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin, Rasmussen menuturkan, "Jika diminta, kami dapat membantu pemerintah baru Libya dalam transformasi menuju demokrasi, misalnya dalam bidang pertahanan dan reformasi keamanan."
Dia menambahkan NATO secara resmi akan mengakhiri misi militernya di Libya pada 31 Oktober. Pernyataan Rasmussen menanggapi permintaan resmi Kepala Dewan Transisi Nasional (NTC) Mustafa Abdul Jalil untuk memperpanjang misi NATO di negara itu setidaknya sampai akhir tahun.
Para duta besar dari 28 negara anggota NATO dijadwalkan bertemu di Brussel pada Jumat untuk mensahkan keputusan awal yang dicapai sepekan lalu untuk mengakhiri misi di Libya pada 31 Oktober. "Besok kami akan mengkonfirmasi dan mensahkan keputusan itu," kata Rasmussen.