Sabtu 29 Oct 2011 11:55 WIB

PBB: Satu Juta Orang Perlu Makanan di Niger

REPUBLIKA.CO.ID,PBB--Sebanyak satu juta orang sangat memerlukan makanan setelah Niger, yang dilanda kemarau, nyaris gagal panen, kata wakil juru bicara PBB Eduardo Del Buey di Markas PBB, Jumat (28/10), saat ia memperingatkan jumlah itu "tampaknya akan bertambah".

"Peningkatan seringnya terjadi kemarau di Sahel berarti masyarakat tak punya waktu untuk pulih dari krisis pangan yang lalu," kaa Del Buey dalam taklimat harian di Markas PBB, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu. "Keluarga yang rentan tak mempunyai waktu menata-kembali simpanan makanan dan mengurus ternak mereka."

Jumlah orang yang sangat memerlukan makanan "tampaknya akan bertambah", sebab negeri tersebut bergerak menuju musim paceklik April-September, katanya. "Penilaian hasil panen mengkonfirmasi defisit sereal nasional sebanyak 500.000 ton meter, demikian jumlah perkiraan buat tahun kriris 2005 dan 2010."

Program Pangan Dunia (WFP) berencana meningkatkan operasinya di Niger, dan meningkatkan jumlah orang yang menerima uang kontan dan proyek makanan-untuk-pekerjaan, serta meningkatkan gizi buat anak-anak yang berusia di bawah dua tahun, perempuan hamil serta ibu yang melakukan perawatan, tambah Del Buey.

WFP juga menjangkau rata-rata 500.000 orang yang rentan per bulan, katanya. "Kembalinya sebanyak 200.000 pekerja migran yang dulu biasa mengirim uang buat keluarga mereka dari Libya dan Pantai Gading bukan hanya menjadi pukulan bagi ekonomi negeri tersebut tapi juga menciptakan beban tambahan bagi masyarakat yang sudah berjuang untuk memperoleh makanan," kata Del Buey. 

"WFP memperkirakan lembaga itu memerlukan tambahan 60 juta dolar AS guna memberi bantuan pangan untuk sebagian besar kelompok paling rentan selama enam bulan ke depan."

WFP menyatakan organisasi itu secara seksama mengamati situasi di negara lain di wilayah tersebut dan prihatin dengan situasi di Chad, Mauritania, dan Burkina Faso, kata Del Buey.

"Di Mauritania, sebanyak 700.000 diperkirakan menghadapi ketidak-amanan pangan parah, sementara pada tahun-tahun sebelumnya jumlah mereka adalah 500.000," katanya.

sumber : antara/xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement