REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Negara Barat menghadapi resiko menciptakan 'gempa Bumi' yang akan membakar Timur Tengah jika mereka ikut-campur di Suriah, kata Presiden Suriah Bashar Al-Assad dalam satu wawancara dengan harian Inggris, Sunday Telegraph.
Bashar telah berulang-kali menerima kutukan dari PBB, Liga Arab dan pemerintah Barat karena caranya yang keras untuk menindas aksi perlawanan tujuh-bulan terhadap kekuasaannya. Dalam wawancara terakhir, ia mengatakan negara Barat tentu saja akan meningkatkan tekanan.
Ia menambahkan "tapi Suriah berbeda dalam segala aspek dengan Mesir, Tunisia, Yaman. Sejarahnya berbeda. Politiknya berbeda", demikian laporan Reuters.
"Suriah sekarang adalah pusat di wilayah ini. Ini adalah batas lempengan, dan jika kalian bermain dengan tanah ini, kalian akan mengakibatkan gempa Bumi," katanya.
"Apakah kalian mau melihat Afghanistan lain, atau puluhan Afghanistan? Setiap masalah di Suriah akan membakar seluruh wilayah ini," kata Bashar. "Jika rencananya untuk memecah Suriah, itu akan memecah seluruh wilayah ini," tambahnya.
PBB memperkirakan 3.000 orang, termasuk hampir 200 anak kecil, telah tewas dalam kerusuhan tersebut. Sejak awal protes pada Maret, pemerintah Suriah telah menuduh kelompok pria bersenjata sebagai pelaku kerusuhan yang mereka katakan telah menewaskan 1.100 prajurit dan polisi.
Suriah telah melarang sebagian besar media internasional, sehingga membuat sulit untuk mengabsahkan perhitungan dari pegiat dan pemerintah. Bashar mengatakan pemerintah Suriah telah membuat "banyak kesalahan" pada awal aksi perlawanan, tapi situasinya sekarang telah meningkat.
Bashar menyatakan ia telah menanggapi Arab Spring dengan cara berbeda dibandingkan dengan orang lain, para pemimpin terguling Arab. "Kami tak menyusuri jalan pemerintah yang keras kepala," katanya.
"enam hari setelah itu (protes dimulai), saya memulai pembaruan. Rakyat ragu dan menganggap pembaruan tersebut adalah candu buat rakyat, tapi ketika kami mulai mengumumkan pembaruan, masalah mulai berkurang. Ini lah saat ombak mulai berubah. Ini lah ketika orang mulai mendukung pemerintah," kata Bashar kepada Sunday Telegraph.