REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL--Harga rumah di Korea Selatan terus melonjak tinggi. Akibatnya, pria di Korea kesulitan dapat jodoh.
Di Korea Selatan, adalah kewajiban mempelai pria untuk membeli rumah. Sementara mempelai wanita diwajibkan mengisi rumah tersebut.
Juru Bicara Perusahaan Perjodohan Korea Selatan, Park Young Sun menuturkan tradisi pernikahan di Korea Selatan berangsur-angsur berubah terutama di kalangan anak muda.
"Pihak pria berpikir bahwa mereka bisa membeli sebuah rumah di Seoul ketika mereka mulai bekerja. Beberapa tahun kemudian, mereka mengetahui hal itu mustahil dilakukan, bahkan mereka kesulitan untuk menyewa sebuah rumah, "kata Park seperti dikutip alarabiya.net, Rabu (2/11).
Sebenarnya, lanjut dia, wanita memahami kesulitan seperti itu. Mereka hanya mengharapkan seorang pria dengan pekerjaan yang layak dan kepribadian yang baik.
Karena itu, kata Park, pihaknya tengah menjalankan sebuah program dimana pasangan yang ikut dalam program berkesempatan untuk memiliki rumah bersama. Pihaknya akan menjodohkan antara pria dengan pekerjaan layak tapi tidak punya rumah dengan wanita yang memiliki rumah. "Biasanya, pria akan kaya daripada wanita ketika mereka dijodohkan. Namun, karena kelesuan ekonomi akan terjadi pembalikan peran," katanya.
Dia mengatakan respon terhadap program, terutama dari kaum pria, lebih baik dari yang diharapkan. Saat ini saja, sebanyak 480 pria dan 150 wanita, semuanya berusia tiga puluhan, telah mendaftar untuk mengikuti program yang diluncurkan tiga minggu lalu.
"Sejumlah bujangan tua malu karena harga diri mereka. Tapi bujangan lainnya tampak realistis. Tidak peduli siapa yang lebih kaya selama mereka dapat saling membantu untuk memulai yang lebih baik dalam hidup," pungkasnya.