Kamis 03 Nov 2011 19:50 WIB

Protokol Istanbul Sepakat Bangun Afghanistan

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: Chairul Akhmad
Tentara NATO dan pasukan Afghanistan mengepung salah satu tempat kediaman militan Afghanistan.
Foto: AP
Tentara NATO dan pasukan Afghanistan mengepung salah satu tempat kediaman militan Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Empat belas negara tetangga Afghanistan, termasuk China, Pakistan, dan India sepakat bekerjasama membangun masa depan Afghanistan yang dilanda perang.

Kesepakatan internasional ini dicapai dalam sebuah konferensi internasional yang dihelat di Istanbul, Turki, Rabu (2/10) kemarin. "Sebuah kesepakatan dicapai di tingkat teknis," ungkap seorang diplomat, yang menyebut pertemuan itu sebagai Protokol Istanbul.

Protokol ini ditandatangani untuk melindungi kedaulatan, persatuan, dan keutuhan wilayah Afghanistan serta menjanjikan kerjasama pembongkaran persembunyian teroris.

Empat belas negara yang terlibat diantaranya Turki, Iran, Pakistan, China, Rusia, India dan sejumlah negara-negara Arab. Inisiatif di antara negara-negara itu termasuk membahas kondisi keamanan, rekonstruksi, kesehatan, serta memerangi perdagangan manusia yang terjadi di Afghanistan.

Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, juga meminta Pakistan membantu negaranya bernegosiasi dengan Taliban, sekalipun serangkaian pembunuhan petinggi dan serangan telah mengurangi prospek perdamaian dan kecurigaan bahwa Islamabad mendukung dan menampung para pelaku militan.

Karzai hadir di Istanbul, Rabu kemarin, dalam konferensi satu hari di Afghanistan yang menarik perhatian pemerintahan regional serta negara-negara Barat. Selain berhasil menunjukkan solidaritas yang kuat, pertemuan ini juga menggarisbawahi apa saja tindakan yang masih harus dilakukan di Afghanistan saat pasukan internasional selesai bertugas akhir 2014 nanti.

Tetapi Karzai juga menekankan bahwa perdamaian di Afghanistan tidak akan berhasil tanpa partisipasi pemimpin Taliban yang diduga berbasis di Pakistan. "Harapan kami, dengan bantuan saudara-saudara kita di Pakistan, kami akan membersihkan kepemimpinan Taliban," ujar Karzai.

Namun, Pakistan tetap membantah pemimpin Pakistan berbasis di wilayahnya. Inilah yang membuat AS dan Afghanistan meradang dan menuduh Pakistan bermain ganda. Di satu sisi memerangi kelompok militan, dan di sisi lain mendukung militan yang dinilai bermanfaat di masa mendatang dalam konfliknya dengan India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement