REPUBLIKA.CO.ID, CANNES - Kondisi perekonomian Indonesia digolongkan dalam negara yang memiliki kemampuan finansial cukup kuat. Cerminan tersebut tertulis dalam rencana aksi ataupun output document yang menjadi bahan Deklarasi Cannes.
Menurut Presiden Susilo Bambang Yudoyono ada empat butir atau bagian yang memotret perekonomian Indonesia dalam dokumen rencana aksi deklarasi Cannes. Pertama, Indonesia di samping Australia, Tiongkok, Jerman, Korea, Kanada digolongkan dalam negera yang memiliki public finance yang cukup kuat.
"Indonesia bersama dengan Korea juga dianggap memiliki peran yang signifikan untuk ikut mendorong terjadinya global rebalancing (keseimbangan perekonomian global)," ujar SBY sebelum pertemuan Leader anggota Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, seperti dilaporkan Wartawan Republika, Teguh Firmansyah dari Cannes, Perancis, Kamis (3/11)
Kedua, Indonesia dinilai memiliki rencana nasional untuk sebuah pembangunan infrastruktur. Dalam arti yang luas ini tentu secara signifikan akan meningkatkan investasi swasta. "Ini dalam kacamata dunia positif. Contohnya MP3EI untuk 15 tahun mendatang kita mengundang investor terutama dalam negeri sendiri, dalam konteks ekonomi global dan hal ini dianggap sebagai sesuatu yang positif," lanjut SBY.
Ketiga, Indonesia digolongkan sebagai negara yang memiliki peluang untuk sebuah infrastructure investment. Di sini, Indonesia dikelompokkan bersama India, Brasil, Saudi Arabia dan Afrika Selatan. Keempat, Indonesia dan India dianggap mempunyai satu kebijakan sistematis mengurangi subsidi yang tidak tepat sasaran dalam jangka menengah.
Dalam rencana aksi tersebut juga digambarkan kondisi ekonomi Eropa yang mengalami masalah cukup serius. Begitupula ekonomi di Amerika Serikat yang juga masih menghadapi tantangan dan hambatan.
Sebagaimana layaknya sebuah pertemuan tingkat tinggi, pertemuan G20 di Cannes ini juga telah disiapkan sebuah rencana aksi ataupun output document yang akan menjadi Deklarasi Cannes. Meskipun baru akan berlaku resmi besok setelah semua pemimpin menyetujui rencana aksi ini, namun hal ini dapat dijadikan rujukan.
Usai memberikan arahan, presiden kemudian melanjutkan agendanya mengikuti Working Lunch di Palais des Festivals, Canes Perancis, pukul 13.00 waktu setempat atau sekitar pukul 19.00 waktu Indonesia. Dalam working lunch tersebut dibahas tentang global economic situation. Sementara pada pukul 19.30 SBY juga dijadwalkan akan hadir dalam Working Dinner.