Senin 07 Nov 2011 09:02 WIB

Indonesia Jangan Hanya Akrab dengan Fatah, Tapi Harus Mampu Rangkul Hamas Juga

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Stevy Maradona
Hamas dan Fatah
Hamas dan Fatah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai mampu berperan aktif mendorong konsolidasi nasional Palestina. Hal ini diperlukan agar dua fraksi di negara itu, Hamas dan Fatah, bersatu mendukung rencana merdeka.

"Kita mampu untuk berperan," ujar Ketua Komisi I DPR dari PKS, Mahfudz Sidik, setelah melakukan kunjungannya ke Maroko, Senin (7/11). Dia menyatakan keduanya kerap bertentangan hanya karena perbedaan tujuan.

Fatah berpendirian Palestina bisa berkompromi dengan Israel sehingga Negara Yahudi itu masih diakui. Sedangkan Hamas bersikap keras untuk menolak Israel. Negara itu harus terus diperangi agar Palestina dapat sepenuhnya merdeka.

"Hal ini juga yang mengakibatkan Usulan Pemerintah Indonesia untuk mengadakan program capacity building ditolak Hamas," ujarnya. Namun demikian, Mahfudz menyatakan penolakan tidak sepenuhnya karena kedua fraksi itu berseberangan.

Dalam hal ini, Indonesia dinilai terlalu gegabah, karena hanya mendukung pihak Fatah yang dipimpin Mahmud Abbas. Pihak Hamas di Gaza, yang dipimpin PM Palestina, Ismail Haniyah, menolak usulan Indonesia.

Mahfudz menyatakan Indonesia harus mampu melakukan pendekatan diplomatis dengan pihak Hamas, karena saat ini, kekuatan Hamas sudah mampu mempengaruhi politik negara-negara Timur Tengah. Akses yang sulit menuju Gaza tidak menjadi alasan ketidakmampuan membangun diplomasi dengan Hamas. "Itu bisa dilakukan melalui berkomunikasi dengan pihak Mesir," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement