Selasa 08 Nov 2011 20:42 WIB

Amerika Kosongkan Pangkalan Militer Terbesarnya di Irak

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: Chairul Akhmad
Pasukan AS di Irak.
Foto: AP
Pasukan AS di Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD – Pasukan militer Amerika Serikat meninggalkan kediaman bekas tempat tinggal Saddam Hussein yang dijadikan pangkalan militer terbesarnya yang saat ini masih bertahan di Irak dan hanya menyisakan 12 dari 505 pangkalannya.

AS telah mengosongkan istana Saddam, termasuk toilet yang digunakan untuk mengurung mantan diktator Irak tersebut.

Toilet yang dibangun dari bahan stainless steel dan diperkuat pintu baja itu telah dipindahkan dari sel tahanan yang menjadi tempat Saddam menghabiskan dua tahun sebelum dihukum gantung pada 2006. Toilet tersebut akan dijadikan benda bersejarah bagi AS dan dipamerkan di sebuah museum polisi militer di AS.

"Kami tidak mengambil yang menjadi hak rakyat Irak. Kami hanya membawa yang kami taruh karena kami butuhkan, tetapi saat tidak lagi dibutuhkan, kami membawanya pulang," kata Letkol Jerry Brooks, sejarawan militer AS dalam sebuah perjalanan tur ke lokasi tersebut, Senin (7/11).

Vila yang dibangun pasukan AS menjadi penjara dengan tingkat keamanan tertinggi bagi Saddam dan kaki tangannya, Ali Hassan Al-Majid alias Chemical Ali, dibangun di sebuah komplek AS dekat bandara Baghdad.

Lokasi ini dikenal sebagai Basis Kemenangan, yang rencananya akan dikembalikan kepada Pemerintah Irak, Desember besok saat pasukan AS sepenuhnya mundur dari negeri minya tersebut.

Pangkalan yang ditinggalkan ini merupakan yang terbesar dari 505 pangkalan milik militer AS, dan dikelilingi dinding berpeledak serta kawat berduri sepanjang 42 kilometer. Di dalamnya pernah ditinggali oleh 4.000 tentara dan 25.000 pekerja. Kini, hanya 4.000 tentara tersisa di dalamnya.

Setelah sempat mencapai puncak dengan memiliki 170.000 pasukan, Washington saat ini hanya meninggalkan 31.000 pasukan di Irak yang tersebar di 12 pangkalan lainnya. Presiden AS Barack Obama pada 21 Oktober lalu mengumumkan bahwa semua pasukan yang tersisa akan meninggalkan Irak pada akhir tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement