REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menegaskan tidak akan menghentikan program nuklir Iran hanya karena tudingan Amerika Serikat dan Israel. Ini merupakan reaksi pertama Ahmadinejad sejak International Atomic Energy Agency (IAEA) menyebut Iran terindikasi mengembangkan senjata nuklir.
"Negara kami tidak akan mundur dari apa yang sudah dilakukan. Mengapa banyak pihak menghancurkan prestise IAEA cuma karena klaim AS yang absurd," ujar Ahmadinejad, Kamis (9/11), di Teheran. Dia juga menekankan bahwa sebenarnya IAEA sebagai badan yang berada di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang mendiskreditkan diri sendiri jika berpihak pada tudingan AS.
IAEA, dalam laporan terakhirnya menyebutkan aktivitas program nuklir Iran juga melibatkan militer yang bertujuan membangun senjata nuklir. Menanggapi ini Ahmadinejad menegaskan, tidak masuk akal jika membangun senjata nuklir di dunia yang sudah dipenuhi senjata atom. "Iran adalah negara bijaksana. Kami tidak akan membuat dua bom untuk melawan 20 ribu bom yang dimiliki dunia Barat. Kami justru sedang membangun yang mereka tidak bisa lakukan; etika, nilai-nilai moral, dan keadilan," ungkap Ahmadinejad.
Di Paris, Menlu Alain Juppe mengatakan Prancis akan mendukung sanksi untuk Iran jika menghalangi penyelidikan. Israel bahkan menyebut membuka peluang aksi militer ke Iran. Sedangkan Cina dan Rusia menyerukan untuk penyelesaian lewat meja diplomasi dan dialog.