Rabu 09 Nov 2011 20:36 WIB

Iran Tolak Laporan Pengawas Nuklir PBB

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: Chairul Akhmad
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad.
Foto: AP
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Badan Pengawas Nuklir PBB, IAEA, menyampaikan keprihatinan tentang kegiatan nuklir Iran yang telah memasuki tahap pengembangan senjata nuklir.  Hal itu disampaikan IAEA dalam laporan yang diterbitkannya, Selasa (8/11).

Menanggapi laporan ini, Iran dengan menyebut Kepala IAEA, Yukiya Amano, sebagai pion Amerika Serikat.

"Saya sangat menyesali bahwa mereka (negara Barat) telah menetapkan seseorang untuk mengelola sebuah lembaga (IAEA) yang tidak memiliki yuridiksi independen. Dan bahkan melanggar aturannya sendiri (mengacu pada dugaan kebocoran isi laporan kepada media)," kata Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, seperti yang diberitakan koran lokal Iran, Kayhan International.

Dalam laporan yang disebutnya berasal dari informasi yang kredibel, IAEA menemukan bahwa Iran telah melakukan kegiatan yang relevan dengan pengembangan perangkat peledak nuklir.

"Sebelum akhir 2003, kegiatan ini berlangsung di bawah program terstruktur, dan beberapa aktivitas masih berjalan," tulis laporan tersebut. IAEA akan melaporkan masalah ini ke Dewan Keamanan PBB pekan depan.

Bagi Ahmadinejad, peran Amano sebagai pion AS terlihat dengan mempertanyakan mengapa lembaga yang sama tidak menerbitkan satu laporan pun mengenai aktivitas senjata nuklir yang dilakukan pemerintahan Obama dan negara-negara sekutunya.

Termasuk ribuan pangkalan militer AS di seluruh dunia yang telah menyembunyikan bom atom dan membahayakan perdamaian dunia. "Amerika telah membuat beberapa lembar kertas dan memberikannya kepada Amano dan dia berbicara di sana-sini tentang kertas-kertas itu," ucap Ahmadinejad.

Dalam lanjutan laporan lembaga yang berbasis di Vienna itu, dikatakan bahwa mereka memiliki informasi tentang aktivitas Iran yang sedang mengembangkan desain asli senjata nuklir, termasuk dalam pengembangan komponennya. IAEA mendesak Iran untuk tidak menunda kerjasama secara substantif dengan mereka untuk memberikan klarifikasinya.

Kepada IAEA, Ahmadinejad mengingatkan bahwa tanpa bantuan teknologi senjata nuklir, mereka sudah mempu untuk 'memotong tangan AS'. Iran sekali lagi menolak tuduhan apa pun yang dimasukkan dalam laporan IAEA, AS, dan semua sekutunya.

"Jika Amerika terlibat dalam tindakan apa pun terhadap bangsa Iran, mereka pasti akan menyesali tindakannya akibat respon yang akan langsung ditunjukkan rakyat Iran," kata Ahmadinejad seperti dikutin dari laman IRNA.

"AS menuduh Iran memproduksi bom atom, sementara negara tersebut memiliki lebih dari 5.000 bom atom," tandas Ahmadinejad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement