REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Barat menyerukan pemberian sanksi yang lebih jauh kepada Iran menyusul laporan badan pengawas nuklir PBB yang menyebut Teheran merancang bom atom. Tapi negara pemegang hak veto, Rusia, mengindikasikan akan menghadang upaya pemberian sanksi itu jika sampai dibawa ke Dewan Keamanan PBB.
"Setiap sanksi tambahan kepada Iran akan terlihat di masyarakat internasional sebagai upaya mengubah rezim di Iran. Pendekatan semacam ini tidak bisa kita terima, dan Rusia tidak berniat mempertimbangkan usulan-usulan semacam itu," urai Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Gennady Gatilov.
Nada serupa juga datang dari China. "Tidak ada saksi maupun bukti fisik yang bisa membuktikan bahwa Iran sedang membuat senjata nuklir. Saat berusuan dengan isu nuklir Iran, sangat berbahaya jika hanya bergantung pada kecurigaan semata, dan konsekuensi yang destruktif dari setiap tindakan bersenjata akan bertahan untuk waktu yang lama," kata jurun bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei.
Laporan Badan Energi Atom Internasional atau IAEA menyebutkan Iran sedang berusaha membuat senjata nuklir. Lembaga ini menuding Iran sedang mengerjakan alat pemicu bom atom dan komputer yang mampu menampilkan simulasi ledakan.
DK PBB telah memberlakukan empat rangkaian sanksi terhadap Teheran sejak 2006 atas program nuklirnya, yang dicurigai Barat digunakan untuk mengembangkan senjata sekalipun Iran menyebutnya murni untuk tujuan damai.