REPUBLIKA.CO.ID, GHAZNI, AFGHANISTAN - Seorang ibu dan putrinya tewas di rumah mereka di Afghanistan timur Jumat ditembak oleh orang-orang bersenjata yang tampaknya menuduh mereka "berkegiatan amoral", kata pejabat dan tetangga.
Kedua penyerang menyerbu masuk ke rumah janda dan anak perempuannya itu di kota Ghazni pada sekitar pukul 04:00 waktu setempat dan menembak mati mereka, kata Kepala polisi provinsi Ghazni, Zilawar Zahid.
Pembunuhan itu adalah terbaru dalam menyoroti bahaya yang banyak mengincar wanita di Afganistan 10 tahun setelah invasi pimpinan AS menggulingkan rezim garis keras Taliban yang memberlakukan kebijakan represif terhadap perempuan.
"Mereka dibunuh di dalam rumah mereka," kata Zahid.
"Satu penyelidikan kini sedang dilakukan untuk mencari tahu mengapa mereka dibunuh, dan polisi Afghanistan telah menangkap dua laki-laki sehubungan dengan kasus ini."
Dia membantah laporan-laporan media bahwa perempuan itun dirajam sampai mati. Seorang pria yang tinggal di dekat wanita itu, Mohammad Jan, mengatakan wanita tersebut telah "dituduh melakukan perzinahan dan kegiatan tidak bermoral."
Hak-hak perempuan telah meningkat di beberapa bagian Afghanistan sejak Taliban dipaksa keluar dari kekuasaan, tetapi masih menghadapi banyak kekerasan, terutama di daerah di mana para Islamis militan tetap kuat seperti Ghazni.
Komisi HAM Independen Afghanistan mencatat 1.026 kasus kekerasan terhadap perempuan pada kuartal kedua tahun 2011, dibandingkan dengan 2.700 kasus selama 2010.
Sekitar 87 persen wanita Afghanistan telah mengalami aniaya fisik, seksual atau kekerasan psikologis, atau kawin paksa, kata angka yang dikutip di satu laporan oleh badan amal Oxfam bulan lalu.