REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT - Tentara Suriah menanam lebih banyak ranjau di sepanjang perbatasan Libanon, Jumat (11/11). Seorang warga Libanon kehilangan kakinya karena tidak sengaja menginjak ranjau tersebut.
Suriah menjelaskan ranjau itu bertujuan untuk menghentikan penyelundupan senjata selama masa pemberontakan. Penanaman ranjau memperlihatkan rezim berusaha menghalau krisis yang tidak dapat dikontrol.
Pertumpahan darah semakin menjadi dalam minggu-minggu ini. Pemrotes kini mempersenjatai dirinya. Padahal sebelumnya mereka memprotes dengan cara damai. Banyak yang mengkhawatirkan perubahan itu dapat menyebabkan rezim menindak mereka dengan lebih keras.
“Para tentara kesulitan untuk menghentikan mereka. Mereka diserang oleh para pembelot. Inilah yang menyebabkan mereka melakukan banyak tembakan,” ujar juru bicara Komite Koordinasi Lokal, Hozan Ibrahim. Tentara rezim terkadang menggunakan tank, senjata mesin, dan granat karena mereka menghadapi pasukan bersenjata. Padahal banyak juga pemrotes yang tidak bersenjata.
November adalah bulan terparah sepanjang delapan bulan pemberontakan. Dalam 11 hari, 250 warga sipil Suriah tewas terbunuh. Pengamat hak asasi manusia melaporkan para tahanan disiksa menggunakan sengatan listrik dan besi panas. Sulitnya mendapatkan informasi yang akurat menyebabkan video amatir menjadi sumber berita.