REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Warga Palestina ternyata tak sembarangan bisa masuk kota Jerusalem. Harus ada izin dari otoritas Israel.
Demi mendobrak tradisi ini, tujuh orang aktivis pro-Palestina nekat memasuki kota suci itu naik bus umum Israel dalam apa yang mereka sebut tantangan terhadap "diskriminasi". Polisi menangkap mereka di pinggiran Jerusalem.
Juru bicara pihak kepolisian membenarkan mereka menangkap enam aktivis asing bersama seorang Palestina. Aksi yang dilabeli sebagai Freedom Riders ini diilhami oleh aksi orang Afrika-Amerika yang memperjuangkan hak asasi sipil pada 1960-an, katanya.
Sebetulnya, ada banyak aktivis yang hendak melakukan aksi ini. Mereka berusaha naik bus dari beberapa terminal di dekat beberapa permukiman Yahudi di Ramallah, tapi hanya tujuh yang berhasil naik ke bus.
"Demonstrasi damai hari Selasa menyampaikan penolakan kami atas kehadiran permukiman dan pendudukan tidak sah di tanah ini," kata para aktivis tersebut.
Mereka merujuk kepada permukiman Yahudi, penghalang yang dibuat penguasa Yahudi melalui Tepi Barat dan pelanggaran hak asasi manusia sebagai kebijakan diskriminasi.
Para pegiat itu mengatakan mereka juga ingin orang Palestina diperkenankan memasuki Jerusalem tanpa izin Israel. Mereka ingin menjadi Jerusalem timur sebagai ibu kota Negara Palestina merdeka pada masa depan.