REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA - Pertemuan pada pemimpin Asia Tenggara di KTT ASEAN ke-19 telah berakhir dengan ditandatanganinya Bali Concord III pukul 17.00 WITA tadi. Salah satu capaian yang diperoleh dalam pertemuan kali ini adalah Myanmar akan menjadi Ketua ASEAN pada 2014.
Pengajuan keketuan Myanmar mendapatkan tentangan dari dalam maupun luar Myanmar karena tingginya pelanggaran HAM serta penahanan yang dilakukan pemerintah terhadap para aktivis seperti Aung San Suu Kyi.
Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa dalam jumpa pers yang digelar sesaat setelah KTT ASEAN ke-19 ditutup menyampaikan, ada dua alasan mengapa ASEAN untuk memberikan keketuan pada Myanmar. Pertama adalah, semua kepala negara ASEAN menghargai perkembangan signifikan di Myanmar saat ini. "Perkembangan saat ini tidak bisa dikesampingjkan. Dibanding satu tahun lalu, kondisi di Myanmar sangat berbeda."
Pandangan kedua, lanjut Marty, momen KTT ASEAN kali ini harus dipertahankan, dengan menjadikan proses yang telah diambil selama menuju dilangsungkannya KTT ASEAN ke-19 tidak bisa kembali ke masa lalu.
"Maka Myanmar akan berada di bawah sorotan internasional, dan rakyatnya sendiri, untuk memastikan bahwa sejak 2011 sampai 2014 nanti, mereka betul-betul melanjutkan perubahan yang dirintisnya."