REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan negara anggota ASEAN tidak merasa terganggu dan terancam dengan keputusan Amerika Serikat untuk menempatkan sekitar 2.500 prajurit marinirnya di Darwin, Australia.
"Ini tidak harus dilihat sebagai sesuatu yang mengganggu," kata Marty kepada wartawan di lokasi pelaksanaan KTT ASEAN ke-19 di Nusa Dua, Bali, Kamis (17/11) malam. Menlu Marty juga menegaskan, sikap Amerika dan Australia itu juga tidak perlu dilihat sebagai ancaman bagi perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
ASEAN akan segera mengeluarkan Prinsip-prinsip Bali. Menurut Marty, Prinsip-prinsip Bali berisi semacam kesepakatan perilaku negara-negara ASEAN dan negara-negara mitra untuk menciptakan suasana damai di kawasan Asia Tenggara.
Terkait dengan sikap Indonesia, Marty mengatakan Indonesia tidak merasa terancam dengan perkembangan tersebut. "Indonesia tidak akan terjebak dalam anggapan dan suasana seperti itu," katanya.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam kunjungannya ke Australia telah mengumumkan penempatan 2.500 marinir di Darwin, wilayah di "Benua Kanguru" yang berdekatan dengan Indonesia.
Berita di halaman depan surat kabar Sydney Morning Herald mengatakan, kehadiran militer yang permanen itu telah dipertimbangkan beberapa tahun lalu saat Washington berusaha memperkuat Komando Pasifik- nya.
Keputusan Amerika Serikat itu dikhawatirkan meningkatkan ketegangan di kawasan Asia Tenggara yang kini sedang berusaha "mendinginkan" suasana persengketaan di Laut China Selatan, dimana China dan empat negara ASEAN menjadi pihak yang bersengketa.